Simak Perjalanan Shafna Menjadi MC Berprestasi di UGM dari Acara Kecil hingga Panggung Bergengsi
Menjadi seorang pembawa acara atau Master of Ceremony (MC) dalam berbagai acara bergengsi adalah pencapaian yang diraih melalui proses panjang bagi Shafna, mahasiswa Geofisika Universitas Gadjah Mada (UGM). Ketertarikannya pada dunia public speaking mulai tumbuh sejak SMA, saat ia terpilih menjadi Duta Genre di sekolahnya. Perjalanan serius Shafna sebagai MC dimulai ketika ia memberanikan diri mengikuti seleksi MC untuk acara wisuda UGM. Keberhasilannya lolos seleksi membuka banyak peluang, termasuk tampil dalam acara-acara resmi universitas. “Waktu itu, saya melihat banyak orang yang hebat dalam public speaking. Saya jadi tertarik dan memberanikan diri untuk mencoba MC di acara kecil-kecilan,” papar Shafna.
“Waktu itu, saya melihat banyak orang hebat dalam public speaking. Saya jadi tertarik dan mulai mencoba menjadi MC di acara kecil-kecilan,” kenang Shafna. Perjalanan Shafna sebagai MC tidak selalu mulus. Salah satu tantangan terbesarnya adalah ketika ia harus membawakan acara menggunakan bahasa Inggris di konferensi internasional ICARES 2024, yang berfokus pada bidang aero dan satelit. Namun, tantangan tersebut justru menjadi momen berharga untuk keluar dari zona nyaman dan memperkaya pengalaman.
“Setelah wisuda UGM, saya mendapat tawaran menjadi MC di acara Malam Insan Berprestasi UGM, lalu berlanjut ke acara workshop UGM dan Kagama. Bahkan, saya berkesempatan tampil di depan Ibu Rektor UGM,” ujar Shafna dengan bangga. Baginya, menjadi MC di acara ICARES 2024 dan Malam Insan Berprestasi UGM adalah pengalaman yang paling berkesan. “ICARES itu sangat menantang. Selain belajar public speaking, saya juga mendapat ilmu baru tentang satelit yang sesuai dengan jurusan saya. Sementara itu, di Malam Insan Berprestasi, saya merasa sangat dihormati. Saya di-makeup secara profesional dan membacakan nama-nama dosen serta penerima penghargaan dengan elegan. Rasanya seperti sebuah kehormatan besar,” ungkapnya.
Meski pernah mengalami kesulitan, seperti momen blank saat tampil, Shafna terus berusaha meningkatkan kemampuannya. Baginya, menjadi MC bukan hanya soal membawakan acara, tetapi juga tentang belajar, beradaptasi, dan terus mendorong diri untuk keluar dari zona nyaman.
Perjalanan Shafna sebagai MC juga mencerminkan implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) poin 4: Pendidikan Berkualitas. Dengan keterampilan public speaking-nya, ia tidak hanya mengembangkan diri, tetapi juga menginspirasi banyak orang untuk terus belajar dan meningkatkan keahlian.
Penulis: Ratih cintia sari
Dokumentasi: Shafna Puspita Prastya
Editor: Sulaiman Nurhidayat