Search
Search
Search

Oktober 30, 2024

Tak Hanya Menginspirasi, Mahasiswa Matematika UGM Buka Peluang Penghasilan dengan Membuka Pelatihan Olimpiade Informatika

Banyak mahasiswa yang memanfaatkan peluang menambah penghasilan lewat kegiatan mengajar, dan salah satunya adalah Bagas Adnan Rasyid, mahasiswa S-1 Matematika Universitas Gadjah Mada (UGM), yang akrab disapa Adnan. Dengan fokus sebagai pengajar di bidang persiapan Olimpiade Informatika, Adnan membagikan ilmunya kepada siswa-siswa yang ingin berprestasi di bidang tersebut.

“Awalnya, saat semester dua, aku diminta menggantikan kakak tingkat Ilmu Komputer untuk mengajar di sebuah SMA di Jogja,” cerita Adnan. Pada kesempatan pertama, ia hanya mengajar dua kali sebagai persiapan menghadapi Olimpiade Sains Kabupaten (OSK). Namun, karena siswa yang dibimbingnya berhasil lolos ke tingkat Olimpiade Sains Provinsi (OSP), Adnan kembali diminta mengajar. Selain itu, ia juga menawarkan diri untuk mengajar di SMA asalnya. Dari pengalaman awal ini, karier mengajarnya terus berkembang. Kini, Adnan kerap diundang mengajar di berbagai daerah di luar Yogyakarta, bahkan hingga ke luar Pulau Jawa.

Adnan mulai tertarik dengan dunia Informatika saat masih di bangku SMA. Meski sebelumnya hanya berkompetisi di bidang Matematika, ia akhirnya memutuskan mencoba tantangan baru dengan belajar Informatika dan mengikuti olimpiade di bidang tersebut. Percobaan pertamanya cukup sukses—ia berhasil melaju hingga tingkat nasional dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN), sebuah pencapaian yang tidak hanya membangun rasa percaya dirinya, tetapi juga memupuk minatnya yang mendalam pada Informatika.

Kisah Adnan ini tidak hanya menginspirasi, tetapi juga sejalan dengan pencapaian SDGs poin 4, yaitu Pendidikan Berkualitas. Dengan berbagi ilmu dan mempersiapkan siswa menghadapi olimpiade, Adnan turut berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Selain itu, perjuangan Adnan juga mencerminkan SDGs poin 8, yaitu Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, di mana ia mampu menciptakan peluang pekerjaan yang relevan dan produktif bagi dirinya sendiri sebagai mahasiswa.

Penulis: Azzah Nurfatin
Dokumentasi: Bagas Adnan Rasyid
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Terbiasa Membuat Rangkuman Kilat, Ikhsan Permudah Teman Belajar Melalui Metode RCKP

Setiap mahasiswa memiliki metode belajar yang unik, dan bagi Ikhsanudin Muhammad Nurzaini, mahasiswa S-1 Matematika UGM, cara yang paling efektif adalah merangkum seluruh materi sebelum ujian. Metode yang ia sebut “Rangkuman Cepat Kilat Padat” atau RCKP ini menjadi sarana belajar pribadi sekaligus dukungan akademis bagi teman-temannya.

“Aku bikin RCKP untuk memudahkan proses belajar. Karena tulisanku jelek, aku pilih versi digital biar lebih mudah dibaca orang lain,” jelas Ikhsan. Pertama kali ia membuat RCKP untuk mata kuliah Kalkulus II karena banyak materi yang memerlukan hafalan. Dari pengalaman itu, Ikhsan menyadari bahwa rangkuman sebelum ujian adalah metode belajar yang paling sesuai untuknya. Selain untuk mempermudah dirinya sendiri, ia juga membagikan RCKP kepada teman-temannya dengan harapan ilmunya bisa bermanfaat lebih luas. Banyak teman-teman yang merasa terbantu oleh RCKP Ikhsan, menjadikan rangkuman digital ini sebagai sumber belajar tambahan menjelang ujian.

Kisah Ikhsan yang memilih belajar dengan membuat RCKP dan membagikan kepada teman-temannya merupakan cerminan SDGs poin 4, yaitu Pendidikan Berkualitas. Upayanya tidak hanya memperkaya dirinya secara akademis tetapi juga memperluas akses terhadap pendidikan bagi teman-temannya melalui materi yang mudah diakses dan dipahami. Dengan inisiatif ini, Ikhsan berkontribusi kecil namun berarti dalam mewujudkan pendidikan yang lebih inklusif dan merata.

Penulis: Azzah Nurfatin
Dokumentasi: Ikhsanudin Muhammad Nurzaini
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Yoga dan Pembahasan Soal: Kontribusi Kecil dengan Manfaat Nyata

Setiap orang memiliki cara belajar yang berbeda, dan bagi Aditya Yoga Sadana, mahasiswa S-1 Matematika Universitas Gadjah Mada (UGM), membuat pembahasan soal adalah cara efektif untuk memperdalam pemahaman. Lebih akrab disapa Yoga, mahasiswa ini menemukan bahwa mengulas soal-soal dan membagikannya kepada teman-teman menjadi langkah produktif tidak hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi mereka yang mengalami kesulitan dengan materi perkuliahan.

Yoga mengakui bahwa berbagi pembahasan soal adalah aktivitas yang ia nikmati. “Saya merasa senang membuat pembahasan soal karena dapat membantu teman-teman dan juga memungkinkan saya untuk mendapatkan feedback apabila terdapat kekeliruan. Dengan begitu, saya juga bisa meningkatkan pemahaman saya sendiri,” jelasnya. Kebiasaan ini telah ia lakukan sejak semester pertama, dan banyak teman-teman seangkatannya yang merasa terbantu dengan upayanya.

Kebiasaannya ini semakin berkembang ketika Yoga dipercaya sebagai tutor di Media Konsultasi Perkuliahan Matematika (Metrik), sebuah program di Departemen Matematika UGM. Sejak saat itu, ia tidak hanya membuat pembahasan soal untuk teman-teman seangkatannya, tetapi juga secara konsisten membuat materi dan pembahasan untuk adik tingkatnya di berbagai mata kuliah. Melalui perannya di Metrik, Yoga berkontribusi aktif dalam membantu mahasiswa di berbagai tingkatan dan mata kuliah, menjadikan pengalaman belajarnya sebagai sarana pengembangan diri dan dukungan kolektif.

Kisah Yoga yang senang membuat pembahasan soal menunjukkan penerapan SDGs poin 4, yaitu Pendidikan Berkualitas. Dengan berbagi pembahasan soal secara sukarela, Yoga berperan dalam menciptakan akses pendidikan yang lebih inklusif. Teman-temannya dapat belajar dengan mudah dan mendapat penjelasan dari perspektif sesama mahasiswa. Selain itu, umpan balik yang diterima Yoga dari teman-temannya tidak hanya memperkaya pemahamannya, tetapi juga mengasah kemampuannya dalam mengomunikasikan konsep-konsep Matematika secara efektif. Upayanya ini mencerminkan semangat kolaboratif untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih berkualitas.

Penulis: Azzah Nurfatin
Dokumentasi: Azzah Nurfatin
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

FMIPA UGM Sambut Fakultas Sains ITERA dalam Diskusi Kampus Merdeka Hingga Penguatan Kerja Sama

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) menyambut kunjungan Fakultas Sains Institut Teknologi Sumatera (ITERA) pada 29 Oktober 2024. Kunjungan ini bertujuan memperkuat kolaborasi dan bertukar wawasan terkait pelaksanaan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Rombongan ITERA disambut oleh jajaran dekan dan perwakilan program studi FMIPA UGM, termasuk Prof. Drs. Roto, M.Eng., Ph.D. selaku Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan (WDPPK), serta Dr.rer.nat. Wiwit Suryanto, S.Si., M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (WDPPM), Dr. Sudarmaji, M.Si. selaku Ketua Program Studi Geofisika, dan Dr. Yohanes Suyanto, M.I.Kom selaku Ketua Program Studi Elektronika dan Instumentasi.

Acara dimulai dengan sambutan dari Prof. Roto, diikuti oleh perwakilan ITERA. Dalam sesi diskusi, Koordinator Program Studi Fisika ITERA, Indra Pardede, Ph.D., menyatakan bahwa tujuan utama kunjungan ini adalah memperoleh wawasan mengenai inovasi-inovasi program MBKM yang diterapkan di FMIPA UGM serta membangun peluang kolaborasi ke depan.

Dalam sesi sharing, Prof. Roto menjelaskan bahwa penerapan MBKM di FMIPA UGM diawali pada semester lima, dengan sistem pra-KRS untuk memberi fleksibilitas dalam pemilihan mata kuliah. “Jika ada mata kuliah yang tidak cocok, mahasiswa dapat menyesuaikannya setelah KRS reguler,” paparnya.

Kepala Program Studi Elektronika dan Instrumentasi (Elins) FMIPA UGM, Dr. Yohanes Suyanto, M.I.Kom., menambahkan bahwa program MBKM di Elins disambut baik dengan partisipasi sekitar 50% mahasiswa. “Kami juga menyediakan mata kuliah etika profesi 2 SKS untuk mengasah komunikasi efektif dan etika profesional mahasiswa,” pungkasnya.

Diskusi tersebut diakhiri dengan sesi tanya jawab mengenai perencanaan Pra-KRS serta implementasi MBKM di ITERA. Kunjungan dan dialog antara FMIPA UGM dan Fakultas Sains ITERA ini juga mendukung tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), terutama poin ke-4 tentang Pendidikan Berkualitas. Melalui kolaborasi lintas sektor dan kesempatan belajar berbasis proyek, kedua fakultas berupaya menciptakan lingkungan pendidikan yang adaptif dan sesuai kebutuhan industri, memperkuat kompetensi mahasiswa dalam menghadapi tantangan global.  Selain itu, inisiatif juga mempersiapkan lulusan yang siap bersaing di dunia kerja yang berkelanjutan, sejalan dengan SDGs poin ke-8 mengenai Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi. Sinergi yang terjalin melalui diskusi ini memperkuat kolaborasi antar institusi pendidikan, selaras dengan poin ke-17 SDGs yakni Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Editor: Sulaiman Nurhidayat
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Tak Hanya Menginspirasi, Mahasiswa Matematika UGM Buka Peluang Penghasilan dengan Membuka Pelatihan Olimpiade Informatika

Banyak mahasiswa yang memanfaatkan peluang menambah penghasilan lewat kegiatan mengajar, dan salah satunya adalah Bagas Adnan Rasyid, mahasiswa S-1 Matematika Universitas Gadjah Mada (UGM), yang akrab disapa Adnan. Dengan fokus sebagai pengajar di bidang persiapan Olimpiade Informatika, Adnan membagikan ilmunya kepada siswa-siswa yang ingin berprestasi di bidang tersebut.

“Awalnya, saat semester dua, aku diminta menggantikan kakak tingkat Ilmu Komputer untuk mengajar di sebuah SMA di Jogja,” cerita Adnan. Pada kesempatan pertama, ia hanya mengajar dua kali sebagai persiapan menghadapi Olimpiade Sains Kabupaten (OSK). Namun, karena siswa yang dibimbingnya berhasil lolos ke tingkat Olimpiade Sains Provinsi (OSP), Adnan kembali diminta mengajar. Selain itu, ia juga menawarkan diri untuk mengajar di SMA asalnya. Dari pengalaman awal ini, karier mengajarnya terus berkembang. Kini, Adnan kerap diundang mengajar di berbagai daerah di luar Yogyakarta, bahkan hingga ke luar Pulau Jawa.

Adnan mulai tertarik dengan dunia Informatika saat masih di bangku SMA. Meski sebelumnya hanya berkompetisi di bidang Matematika, ia akhirnya memutuskan mencoba tantangan baru dengan belajar Informatika dan mengikuti olimpiade di bidang tersebut. Percobaan pertamanya cukup sukses—ia berhasil melaju hingga tingkat nasional dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN), sebuah pencapaian yang tidak hanya membangun rasa percaya dirinya, tetapi juga memupuk minatnya yang mendalam pada Informatika.

Kisah Adnan ini tidak hanya menginspirasi, tetapi juga sejalan dengan pencapaian SDGs poin 4, yaitu Pendidikan Berkualitas. Dengan berbagi ilmu dan mempersiapkan siswa menghadapi olimpiade, Adnan turut berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Selain itu, perjuangan Adnan juga mencerminkan SDGs poin 8, yaitu Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, di mana ia mampu menciptakan peluang pekerjaan yang relevan dan produktif bagi dirinya sendiri sebagai mahasiswa.

Penulis: Azzah Nurfatin
Dokumentasi: Bagas Adnan Rasyid
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Terbiasa Membuat Rangkuman Kilat, Ikhsan Permudah Teman Belajar Melalui Metode RCKP

Setiap mahasiswa memiliki metode belajar yang unik, dan bagi Ikhsanudin Muhammad Nurzaini, mahasiswa S-1 Matematika UGM, cara yang paling efektif adalah merangkum seluruh materi sebelum ujian. Metode yang ia sebut “Rangkuman Cepat Kilat Padat” atau RCKP ini menjadi sarana belajar pribadi sekaligus dukungan akademis bagi teman-temannya.

“Aku bikin RCKP untuk memudahkan proses belajar. Karena tulisanku jelek, aku pilih versi digital biar lebih mudah dibaca orang lain,” jelas Ikhsan. Pertama kali ia membuat RCKP untuk mata kuliah Kalkulus II karena banyak materi yang memerlukan hafalan. Dari pengalaman itu, Ikhsan menyadari bahwa rangkuman sebelum ujian adalah metode belajar yang paling sesuai untuknya. Selain untuk mempermudah dirinya sendiri, ia juga membagikan RCKP kepada teman-temannya dengan harapan ilmunya bisa bermanfaat lebih luas. Banyak teman-teman yang merasa terbantu oleh RCKP Ikhsan, menjadikan rangkuman digital ini sebagai sumber belajar tambahan menjelang ujian.

Kisah Ikhsan yang memilih belajar dengan membuat RCKP dan membagikan kepada teman-temannya merupakan cerminan SDGs poin 4, yaitu Pendidikan Berkualitas. Upayanya tidak hanya memperkaya dirinya secara akademis tetapi juga memperluas akses terhadap pendidikan bagi teman-temannya melalui materi yang mudah diakses dan dipahami. Dengan inisiatif ini, Ikhsan berkontribusi kecil namun berarti dalam mewujudkan pendidikan yang lebih inklusif dan merata.

Penulis: Azzah Nurfatin
Dokumentasi: Ikhsanudin Muhammad Nurzaini
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Yoga dan Pembahasan Soal: Kontribusi Kecil dengan Manfaat Nyata

Setiap orang memiliki cara belajar yang berbeda, dan bagi Aditya Yoga Sadana, mahasiswa S-1 Matematika Universitas Gadjah Mada (UGM), membuat pembahasan soal adalah cara efektif untuk memperdalam pemahaman. Lebih akrab disapa Yoga, mahasiswa ini menemukan bahwa mengulas soal-soal dan membagikannya kepada teman-teman menjadi langkah produktif tidak hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi mereka yang mengalami kesulitan dengan materi perkuliahan.

Yoga mengakui bahwa berbagi pembahasan soal adalah aktivitas yang ia nikmati. “Saya merasa senang membuat pembahasan soal karena dapat membantu teman-teman dan juga memungkinkan saya untuk mendapatkan feedback apabila terdapat kekeliruan. Dengan begitu, saya juga bisa meningkatkan pemahaman saya sendiri,” jelasnya. Kebiasaan ini telah ia lakukan sejak semester pertama, dan banyak teman-teman seangkatannya yang merasa terbantu dengan upayanya.

Kebiasaannya ini semakin berkembang ketika Yoga dipercaya sebagai tutor di Media Konsultasi Perkuliahan Matematika (Metrik), sebuah program di Departemen Matematika UGM. Sejak saat itu, ia tidak hanya membuat pembahasan soal untuk teman-teman seangkatannya, tetapi juga secara konsisten membuat materi dan pembahasan untuk adik tingkatnya di berbagai mata kuliah. Melalui perannya di Metrik, Yoga berkontribusi aktif dalam membantu mahasiswa di berbagai tingkatan dan mata kuliah, menjadikan pengalaman belajarnya sebagai sarana pengembangan diri dan dukungan kolektif.

Kisah Yoga yang senang membuat pembahasan soal menunjukkan penerapan SDGs poin 4, yaitu Pendidikan Berkualitas. Dengan berbagi pembahasan soal secara sukarela, Yoga berperan dalam menciptakan akses pendidikan yang lebih inklusif. Teman-temannya dapat belajar dengan mudah dan mendapat penjelasan dari perspektif sesama mahasiswa. Selain itu, umpan balik yang diterima Yoga dari teman-temannya tidak hanya memperkaya pemahamannya, tetapi juga mengasah kemampuannya dalam mengomunikasikan konsep-konsep Matematika secara efektif. Upayanya ini mencerminkan semangat kolaboratif untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih berkualitas.

Penulis: Azzah Nurfatin
Dokumentasi: Azzah Nurfatin
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

FMIPA UGM Sambut Fakultas Sains ITERA dalam Diskusi Kampus Merdeka Hingga Penguatan Kerja Sama

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) menyambut kunjungan Fakultas Sains Institut Teknologi Sumatera (ITERA) pada 29 Oktober 2024. Kunjungan ini bertujuan memperkuat kolaborasi dan bertukar wawasan terkait pelaksanaan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Rombongan ITERA disambut oleh jajaran dekan dan perwakilan program studi FMIPA UGM, termasuk Prof. Drs. Roto, M.Eng., Ph.D. selaku Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan (WDPPK), serta Dr.rer.nat. Wiwit Suryanto, S.Si., M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (WDPPM), Dr. Sudarmaji, M.Si. selaku Ketua Program Studi Geofisika, dan Dr. Yohanes Suyanto, M.I.Kom selaku Ketua Program Studi Elektronika dan Instumentasi.

Acara dimulai dengan sambutan dari Prof. Roto, diikuti oleh perwakilan ITERA. Dalam sesi diskusi, Koordinator Program Studi Fisika ITERA, Indra Pardede, Ph.D., menyatakan bahwa tujuan utama kunjungan ini adalah memperoleh wawasan mengenai inovasi-inovasi program MBKM yang diterapkan di FMIPA UGM serta membangun peluang kolaborasi ke depan.

Dalam sesi sharing, Prof. Roto menjelaskan bahwa penerapan MBKM di FMIPA UGM diawali pada semester lima, dengan sistem pra-KRS untuk memberi fleksibilitas dalam pemilihan mata kuliah. “Jika ada mata kuliah yang tidak cocok, mahasiswa dapat menyesuaikannya setelah KRS reguler,” paparnya.

Kepala Program Studi Elektronika dan Instrumentasi (Elins) FMIPA UGM, Dr. Yohanes Suyanto, M.I.Kom., menambahkan bahwa program MBKM di Elins disambut baik dengan partisipasi sekitar 50% mahasiswa. “Kami juga menyediakan mata kuliah etika profesi 2 SKS untuk mengasah komunikasi efektif dan etika profesional mahasiswa,” pungkasnya.

Diskusi tersebut diakhiri dengan sesi tanya jawab mengenai perencanaan Pra-KRS serta implementasi MBKM di ITERA. Kunjungan dan dialog antara FMIPA UGM dan Fakultas Sains ITERA ini juga mendukung tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), terutama poin ke-4 tentang Pendidikan Berkualitas. Melalui kolaborasi lintas sektor dan kesempatan belajar berbasis proyek, kedua fakultas berupaya menciptakan lingkungan pendidikan yang adaptif dan sesuai kebutuhan industri, memperkuat kompetensi mahasiswa dalam menghadapi tantangan global.  Selain itu, inisiatif juga mempersiapkan lulusan yang siap bersaing di dunia kerja yang berkelanjutan, sejalan dengan SDGs poin ke-8 mengenai Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi. Sinergi yang terjalin melalui diskusi ini memperkuat kolaborasi antar institusi pendidikan, selaras dengan poin ke-17 SDGs yakni Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Editor: Sulaiman Nurhidayat
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More
Translate