Search
Search
Search

Agustus 22, 2024

Siap Digunakan untuk Eksplorasi Panas Bumi, Tim Riset Geofisika FMIPA UGM Uji Akhir Alat Drone

Tim Riset Geofisika UGM akan melaksanakan survey dan eksplorasi panas bumi di kawasan Jawa Barat. Sehubungan dengan hal tersebut, Tim Riset Geofisika FMIPA UGM melakukan uji kelayakan terhadap sensor magnetik yang terdapat pada rakitan drone.

Alat sensor magnetik yang dirakit pada drone tersebut digunakan untuk mendeteksi benda magnetik di bawah permukaan bumi seperti potensi bahan tambang yang meliputi emas, nikel, tembaga, dan lain-lain. Pengujian dilaksanakan pada Sabtu, 17 Agustus 2024 di Lapangan Grha Sabha Pramana UGM, Sleman. Tujuan dari pengujian adalah untuk melihat dan mengetahui noise level yang ditimbulkan oleh motor drone terhadap sensor magnetik.

Dalam masa mendatang, alat ini digunakan di lapangan untuk keperluan survey eksplorasi geothermal (panas bumi) serta mendeteksi potensi tambang yang ada di lapangan. Sensor magnetik pada drone ini memiliki keunggulan berupa fitur 6 arah vektor sensor yang membuat hasil pengukurannya lebih detail dan presisi. Selain itu, sensor magnetik yang ada terbilang cukup ringan dengan berat kurang dari 2 kilogram. Di sisi lain, drone ini mampu terbang selama 30 menit.

“Kegiatan pengujian dilakukan untuk persiapan final alat yang akan digunakan untuk eksplorasi panas bumi di daerah Jawa Barat,” papar Pamungkas selaku Koordinator Pengujian Alat

vKegiatan pengujian hasil riset tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan dalam menerbangkan drone bagi peneliti serta nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui riset dan inovasi dalam merakit sensor magnetik drone.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Pamungkas Yuliantoro

Read More

FMIPA UGM Sajikan Konten Edukasi Megathrust di Indonesia

Isu potensi terjadinya megathrust atau dikenal juga sebagai gempa besar di Indonesia menjadi topik yang ramai dibahas oleh masyarakat saat ini. Di berbagai media sosial, masyarakat memiliki pandangan dan prediksi-prediksis tersendiri hingga menimbulkan cocoklogi dengan isu sosial yang ada. Namun, yang paling penting adalah mengenai mitigasi bencana yang harus disiapkan oleh masyarakat seperti penyediaan tas bencana dan wawasan tanda-tanda alam.

Merujuk pada isu tersebut, FMIPA UGM menyajikan konten edukasi mengenai megathrust di Indonesia. Konten tersebut terdiri atas pengertian mengenai megathrust atau gempa besar, lokasi yang berpotensi mengalami megathrust, kilas balik bencana alam di Indonesia, dan upaya mitigasi bencana yang dilakukan.

Dalam konten yang disajikan, masyarakat dihimbau untuk selalu waspada dan sadar bencana secara mandiri untuk mengurangi potensi tingginya dampak korban akibat bencana. Sebaran lokasi yang berpotensi mengalami megathrust seperti di Jawa, Sulawesi, Sumatera, dan Papua diharapkan akan membuka wawasan masyarakat untuk tetap waspada saat berada di lokasi tersebut terlebih ketika berpegian ke tempat baru.

Hadirnya konten edukasi mengenai megathrust di Indonesia menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu peningkatan keterampilan bagi masyarakat termasuk mahasiswa mengenai wawasan kebencanaan dan menghindari arus disinformasi di media mengenai megathrust. Hal ini juga menjadi benteng literasi bagi masyarakat yang terus terpapar beragam isu-isu miring yang dikaitkan dengan megathrust. Selain itu, hal ini juga menjadi cerminan dari SDGs nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pengurangan risiko bencana terutama gempa bumi melalui edukasi yang diberikan. Simak konten tersebut selengkapnya melalui tautan berikut https://www.instagram.com/p/C-zNVDnyzQ3/?img_index=3

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Gambar: Anugrah Yuwanda Atmaja

Read More

Mahasiswa KKN UGM Ciptakan Aplikasi Bentor Online Untuk Mobilitas Masyarakat Desa Halmahera Utara

Universitas Gadjah Mada menerjunkan mahasiswanya dalam kegiatan Kerja Kuliah Nyata (KKN). Pengabdian masyarakat ini salah satunya dilakukan oleh Tim Kelana Hara di Tobelo, Halmahera Utara, Maluku Utara dengan membawa semangat baru dengan tema Optimalisasi Agroindustri Potensial dan Pariwisata Berkelanjutan Guna Mendukung Kosmopolis Rempah. Pengabdian ini berfokus pada desa seperti Gosoma, Gura, Rawajaya, dan Wosia dengan bertujuan untuk memperkuat sektor pertanian dan pariwisata di daerah yang kaya akan sejarah perdagangan rempah.

“Pemilihan tema ini tidak lepas dari warisan sejarah Halmahera Utara sebagai salah satu jalur pelayaran rempah dunia, terutama cengkeh dan pala. Sementara itu pertanian di wilayah ini masih sangat bergantung pada pasokan dari luar daerah, bahkan hingga Surabaya. Sehingga melalui program kami, harapannya sektor pertanian dapat berkembang lebih mandiri,” papar Achmad Hadzami perwakilan Tim Kelana Hara mahasiswa Ilmu Komputer dalam wawancara online, Senin (5/8).

Pendekatan yang Tim KKN-PPM Kelana Hara lakukan bersifat top-down, dimulai dari komunikasi dengan para pemangku kepentingan. Sementara itu tim dan Kemendikbud Ristek melalui program jalur rempah, telah menjalin komunikasi aktif. Bekerja sama dengan Kosmopolis Rempah UGM untuk menyusun master plan keberlanjutan rempah di Halmahera Utara.

Program-program yang telah berhasil diselesaikan meliputi inisiatif kosmopolis rempah, pengembangan UMKM, mitigasi bencana, dan peningkatan kesehatan masyarakat. Beberapa inisiatif yang dilakukan berupa sosialisasi bahaya serangan siber, pengajaran komputer dasar dan matematika dengan metode gasing, serta pelatihan pembuatan website UMKM menggunakan Google Sites.

“Program yang sedang dalam tahap pengembangan adalah proyek becak motor online (bentor) yang terdiri dari aplikasi untuk driver, rider, dan pengelola bentor. Fun Fact bentor menjadi kendaraan umum yang paling banyak digunakan di Tobelo, sehingga proyek ini memudahkan mobilitas masyarakat,” papar Achmad Hadzami.

Menurut Hadzami tantangan dalam program ini terutama dengan pengembangan UMKM, mayoritas peserta adalah ibu-ibu yang membutuhkan penjelasan yang santai dan praktik langsung. Mengumpulkan masyarakat, terutama di Desa Gura, perlu melibatkan pemuda gereja untuk memastikan keberhasilan program. Implementasi program KKN ini turut menerapkan SDGS poin 2 Produktivitas pertanian dalam program sektor pertanian, SDGs poin 9 inovasi dengan menciptakan proyek becak motor online untuk keberlangsungan sarana transportasi di Desa Halmahera Utara.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Tim KKN-PPM Kelana Hara
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

FMIPA UGM Gelar Lomba Pewara Bahasa Jawa, Catat Tanggalnya!

FMIPA UGM akan melaksanakan Lomba Pewara Bahasa Jawa atau pranatacara pada tanggal 23 Agustus 2024 di Selasar Auditorium FMIPA UGM. Kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian dari acara Dies Natalis FMIPA UGM ke-69. Peserta tidak dipungut biaya atau gratis saat mengikuti lomba. Pada awalnya, target peserta adalah seluruh dosen dan staf kependidikan di lingkungan FMIPA UGM. Namun, pada masa pendaftaran dibuka, peserta dari umum dan mahasiswa justru tertarik untuk turut mengikuti acara tersebut.

“Mahasiswa juga boleh ikutan ga nih min?” tanya akun @hanafinuryasin

“Mahasiswa bukan UGM boleh ikutan gak kak?” tanya akun @inchi_ichan

Sebelumnya, FMIPA UGM telah membuka kelas latihan pewara menggunakan bahasa Jawa dengan mendatangkan langsung narasumber yang merupakan praktisi pewara bahasa Jawa professional yaitu Agus Pramono. Diketahui, Agus juga merupakan seorang penyiar radio di Yogyakarta.

Kegiatan lomba dan rutin latihan pranatacara atau pewara bahasa Jawa merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan berbicara bagi sivitas akademik di kampus. Selain itu, kegiatan tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian tradisi penggunaan bahasa daerah di kehidupan sehari-hari.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Gambar: Dhanada Santika

Read More

Siap Digunakan untuk Eksplorasi Panas Bumi, Tim Riset Geofisika FMIPA UGM Uji Akhir Alat Drone

Tim Riset Geofisika UGM akan melaksanakan survey dan eksplorasi panas bumi di kawasan Jawa Barat. Sehubungan dengan hal tersebut, Tim Riset Geofisika FMIPA UGM melakukan uji kelayakan terhadap sensor magnetik yang terdapat pada rakitan drone.

Alat sensor magnetik yang dirakit pada drone tersebut digunakan untuk mendeteksi benda magnetik di bawah permukaan bumi seperti potensi bahan tambang yang meliputi emas, nikel, tembaga, dan lain-lain. Pengujian dilaksanakan pada Sabtu, 17 Agustus 2024 di Lapangan Grha Sabha Pramana UGM, Sleman. Tujuan dari pengujian adalah untuk melihat dan mengetahui noise level yang ditimbulkan oleh motor drone terhadap sensor magnetik.

Dalam masa mendatang, alat ini digunakan di lapangan untuk keperluan survey eksplorasi geothermal (panas bumi) serta mendeteksi potensi tambang yang ada di lapangan. Sensor magnetik pada drone ini memiliki keunggulan berupa fitur 6 arah vektor sensor yang membuat hasil pengukurannya lebih detail dan presisi. Selain itu, sensor magnetik yang ada terbilang cukup ringan dengan berat kurang dari 2 kilogram. Di sisi lain, drone ini mampu terbang selama 30 menit.

“Kegiatan pengujian dilakukan untuk persiapan final alat yang akan digunakan untuk eksplorasi panas bumi di daerah Jawa Barat,” papar Pamungkas selaku Koordinator Pengujian Alat

vKegiatan pengujian hasil riset tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan dalam menerbangkan drone bagi peneliti serta nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui riset dan inovasi dalam merakit sensor magnetik drone.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Pamungkas Yuliantoro

Read More

FMIPA UGM Sajikan Konten Edukasi Megathrust di Indonesia

Isu potensi terjadinya megathrust atau dikenal juga sebagai gempa besar di Indonesia menjadi topik yang ramai dibahas oleh masyarakat saat ini. Di berbagai media sosial, masyarakat memiliki pandangan dan prediksi-prediksis tersendiri hingga menimbulkan cocoklogi dengan isu sosial yang ada. Namun, yang paling penting adalah mengenai mitigasi bencana yang harus disiapkan oleh masyarakat seperti penyediaan tas bencana dan wawasan tanda-tanda alam.

Merujuk pada isu tersebut, FMIPA UGM menyajikan konten edukasi mengenai megathrust di Indonesia. Konten tersebut terdiri atas pengertian mengenai megathrust atau gempa besar, lokasi yang berpotensi mengalami megathrust, kilas balik bencana alam di Indonesia, dan upaya mitigasi bencana yang dilakukan.

Dalam konten yang disajikan, masyarakat dihimbau untuk selalu waspada dan sadar bencana secara mandiri untuk mengurangi potensi tingginya dampak korban akibat bencana. Sebaran lokasi yang berpotensi mengalami megathrust seperti di Jawa, Sulawesi, Sumatera, dan Papua diharapkan akan membuka wawasan masyarakat untuk tetap waspada saat berada di lokasi tersebut terlebih ketika berpegian ke tempat baru.

Hadirnya konten edukasi mengenai megathrust di Indonesia menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu peningkatan keterampilan bagi masyarakat termasuk mahasiswa mengenai wawasan kebencanaan dan menghindari arus disinformasi di media mengenai megathrust. Hal ini juga menjadi benteng literasi bagi masyarakat yang terus terpapar beragam isu-isu miring yang dikaitkan dengan megathrust. Selain itu, hal ini juga menjadi cerminan dari SDGs nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pengurangan risiko bencana terutama gempa bumi melalui edukasi yang diberikan. Simak konten tersebut selengkapnya melalui tautan berikut https://www.instagram.com/p/C-zNVDnyzQ3/?img_index=3

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Gambar: Anugrah Yuwanda Atmaja

Read More

Mahasiswa KKN UGM Ciptakan Aplikasi Bentor Online Untuk Mobilitas Masyarakat Desa Halmahera Utara

Universitas Gadjah Mada menerjunkan mahasiswanya dalam kegiatan Kerja Kuliah Nyata (KKN). Pengabdian masyarakat ini salah satunya dilakukan oleh Tim Kelana Hara di Tobelo, Halmahera Utara, Maluku Utara dengan membawa semangat baru dengan tema Optimalisasi Agroindustri Potensial dan Pariwisata Berkelanjutan Guna Mendukung Kosmopolis Rempah. Pengabdian ini berfokus pada desa seperti Gosoma, Gura, Rawajaya, dan Wosia dengan bertujuan untuk memperkuat sektor pertanian dan pariwisata di daerah yang kaya akan sejarah perdagangan rempah.

“Pemilihan tema ini tidak lepas dari warisan sejarah Halmahera Utara sebagai salah satu jalur pelayaran rempah dunia, terutama cengkeh dan pala. Sementara itu pertanian di wilayah ini masih sangat bergantung pada pasokan dari luar daerah, bahkan hingga Surabaya. Sehingga melalui program kami, harapannya sektor pertanian dapat berkembang lebih mandiri,” papar Achmad Hadzami perwakilan Tim Kelana Hara mahasiswa Ilmu Komputer dalam wawancara online, Senin (5/8).

Pendekatan yang Tim KKN-PPM Kelana Hara lakukan bersifat top-down, dimulai dari komunikasi dengan para pemangku kepentingan. Sementara itu tim dan Kemendikbud Ristek melalui program jalur rempah, telah menjalin komunikasi aktif. Bekerja sama dengan Kosmopolis Rempah UGM untuk menyusun master plan keberlanjutan rempah di Halmahera Utara.

Program-program yang telah berhasil diselesaikan meliputi inisiatif kosmopolis rempah, pengembangan UMKM, mitigasi bencana, dan peningkatan kesehatan masyarakat. Beberapa inisiatif yang dilakukan berupa sosialisasi bahaya serangan siber, pengajaran komputer dasar dan matematika dengan metode gasing, serta pelatihan pembuatan website UMKM menggunakan Google Sites.

“Program yang sedang dalam tahap pengembangan adalah proyek becak motor online (bentor) yang terdiri dari aplikasi untuk driver, rider, dan pengelola bentor. Fun Fact bentor menjadi kendaraan umum yang paling banyak digunakan di Tobelo, sehingga proyek ini memudahkan mobilitas masyarakat,” papar Achmad Hadzami.

Menurut Hadzami tantangan dalam program ini terutama dengan pengembangan UMKM, mayoritas peserta adalah ibu-ibu yang membutuhkan penjelasan yang santai dan praktik langsung. Mengumpulkan masyarakat, terutama di Desa Gura, perlu melibatkan pemuda gereja untuk memastikan keberhasilan program. Implementasi program KKN ini turut menerapkan SDGS poin 2 Produktivitas pertanian dalam program sektor pertanian, SDGs poin 9 inovasi dengan menciptakan proyek becak motor online untuk keberlangsungan sarana transportasi di Desa Halmahera Utara.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Tim KKN-PPM Kelana Hara
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

FMIPA UGM Gelar Lomba Pewara Bahasa Jawa, Catat Tanggalnya!

FMIPA UGM akan melaksanakan Lomba Pewara Bahasa Jawa atau pranatacara pada tanggal 23 Agustus 2024 di Selasar Auditorium FMIPA UGM. Kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian dari acara Dies Natalis FMIPA UGM ke-69. Peserta tidak dipungut biaya atau gratis saat mengikuti lomba. Pada awalnya, target peserta adalah seluruh dosen dan staf kependidikan di lingkungan FMIPA UGM. Namun, pada masa pendaftaran dibuka, peserta dari umum dan mahasiswa justru tertarik untuk turut mengikuti acara tersebut.

“Mahasiswa juga boleh ikutan ga nih min?” tanya akun @hanafinuryasin

“Mahasiswa bukan UGM boleh ikutan gak kak?” tanya akun @inchi_ichan

Sebelumnya, FMIPA UGM telah membuka kelas latihan pewara menggunakan bahasa Jawa dengan mendatangkan langsung narasumber yang merupakan praktisi pewara bahasa Jawa professional yaitu Agus Pramono. Diketahui, Agus juga merupakan seorang penyiar radio di Yogyakarta.

Kegiatan lomba dan rutin latihan pranatacara atau pewara bahasa Jawa merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan berbicara bagi sivitas akademik di kampus. Selain itu, kegiatan tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian tradisi penggunaan bahasa daerah di kehidupan sehari-hari.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Gambar: Dhanada Santika

Read More
Translate