Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

SDG 11: Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan

Mengenal Hanafi, Mahasiswa FMIPA UGM Mahir dalam Lomba Pewara Bahasa Jawa

Usai perlombaan Pewara Bahasa Jawa atau pranatacara yang diselenggarakan FMIPA UGM pada Jumat, 23 Agustus 2024 di Selasar Auditorium FMIPA UGM, Hanafi, salah satu peserta lomba membagikan kisah dan pengalamannya dalam menjadi pewara berbahasa Jawa. Mahasiswa Kimia S1 angkatan 2022 tersebut telah menggeluti dunia pewara bahasa Jawa sejak di bangku kuliah yaitu pada tahun 2021.

“Saya biasanya nge-MC di kampung seperti acara lelayu, pengajian, merti dusun (syukuran desa). Ikut lomba di Sleman di kategori pranatacara umum, remaja, dan macapat (menyanyikan lagu bahasa Jawa) di bawah Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman,” papar Hanafi.

Hanafi juga bercerita bahwa dirinya mengikuti sanggar untuk pewara di Sanggar Genggong. Selain belajar menjadi pewara, di sanggar tersebut dirinya juga mengembangkan bakat menyanyikan lagu berbahasa jawa atau disebut dengan macapat. Walaupun dirinya sudah terbiasa menjadi pewara dengan menggunakan bahasa Jawa, ada beberapa tantangan yang dirasakan seperti menyiapkan teks acara, menyiapkan busana, dan merias diri yang dilakukan semuanya secara mandiri.

Di balik tantangan yang dihadapinya, Hanafi merasa senang karena kegiatan lomba di FMIPA UGM turut menjadi ajang untu berlatih lebih lanjut bagi Hanafi.

“Senang, soalnya ini menjadi ajang latihan dan dapat insight dari orang lain. Harapannya bisa menjadi pewara di manten (pernikahanan) adat yang ada upacara panggihnya (temu manten). Kalau ada kesempatan dan mampu dari segi waktu ya saya ingin menawarkan diri untuk menjadi pewara,” papar Hanafi.

Kegiatan lomba dan latihan rutin pranatacara atau pewara bahasa Jawa merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan berbicara bagi sivitas akademik di kampus. Selain itu, kegiatan tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian tradisi penggunaan bahasa daerah di kehidupan sehari-hari.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Danendra Azriel Ramdhany

Read More

Yuk Siaga Bencana dengan Siapkan Tas Siaga Bencana!

Indonesia menjadi negara dengan potensi megathrust atau gempa besar yang tinggi. Belum lagi, gempa besar tersebut jika di atas M 8 akan berpotensi diikuti oleh bencana gelombang tinggi atau tsunami. Zona megathrust sendiri tersebar hampir di berbagai penjuru Indonesia dari pulau Sumatera hingga pulau Papua. Dalam hal ini, masyarakat kerap mengalami kekhawatiran berlebih mengenai bencana yang ada. Padahal, hal yang cukup krusial bagi mereka salah satunya adalah tanggap bencana dengan menyiapkan tas siaga bencana.

Tas siaga bencana dapat disesuaikan dengan kondisi masyarakat namun dengan tetap memperhatikan barang-barang pokok yang perlu dibawa. Barang tersebut terdiri atas dokumen dan surat berharga, pakaian ganti untuk 3 hari, ponsel dan powerbank, alat penerangan, uang tunai, peluit, masker dan handsanitizer, makanan ringan yang tahan lama dan air, serta obat-obatan dan perlengkapan P3K.

Hadirnya konten infografis tas bencana menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu peningkatan keterampilan bagi masyarakat termasuk mahasiswa mengenai wawasan kebencanaan dan menghindari arus disinformasi di media mengenai megathrust. Hal ini juga menjadi benteng literasi bagi masyarakat yang terus terpapar beragam isu-isu miring yang dikaitkan dengan megathrust. Selain itu, hal ini juga menjadi cerminan dari SDGs nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pengurangan risiko bencana terutama gempa bumi melalui edukasi yang diberikan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Gambar: Dhanada Santika dan Anugrah Yuwanda Atmaja

Read More

Dukung Pelestarian Bahasa Daerah, FMIPA UGM Gelar Lomba Pewara Bahasa Jawa

FMIPA UGM menggelar Lomba Pewara Bahasa Jawa atau pranatacara pada Jumat, 23 Agustus 2024 di Selasar Auditorium FMIPA UGM. Kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian dari acara Dies Natalis FMIPA UGM ke-69. Peserta tidak dipungut biaya atau gratis saat mengikuti lomba. Pada awalnya, target peserta adalah seluruh dosen dan staf kependidikan di lingkungan FMIPA UGM. Namun, pada masa pendaftaran dibuka, peserta dari umum dan mahasiswa justru tertarik untuk turut mengikuti acara tersebut.

“Tantangannya mereka ga pede maju karena ga terbiasa menurutkan bahasa Jawa secara krama. Harapannya, lomba ini bisa dilaksanakan secara rutin dan lebih luas. Misal, cakupannya hingga level universitas,” papar Dimas Tri Wiyanto selaku Koordinator Acara.

Sebelumnya, FMIPA UGM telah membuka kelas latihan pewara menggunakan bahasa Jawa dengan mendatangkan langsung narasumber yang merupakan praktisi pewara bahasa Jawa professional yaitu Agus Pramono. Diketahui, Agus juga merupakan seorang penyiar radio di Yogyakarta.

“Saya sangat remen (suka) dengan adanya pelatihan yang bisa diaplikasikan. Mahasiswa yang ikut juga keren-keren. Ada beberapa kata yang perlu dibenahi seperti logat dan pengucapan serta blocking. Masih pada formal banget kan tema acaranya non formal gitu,” papar Agus Pramono selaku juri sekaligus pelatih pewara bahasa Jawa.

Agus juga berharap semoga para sivitas akademik FMIPA UGM bisa memotivasi diri sendiri untuk meningkatkan kompetensi dalam penggunaan bahasa daerah. Tidak hanya sekadar di saat lomba tetapi juga diaplikasikan di kehidupan sehari-hari.

Di sisi lain, seorang peserta lomba yang merupakan seorang mahasiswa turut membagikan pengalamannya dalam mengikuti lomba.

“Tantangannya karena Saya terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dan Saya juga orang Jawa jadi struggle karena tidak terbiasa menggunakan bahasa Jawa. Saya dari Jawa Timur jadi logatnya berbeda,” papar Bella, mahasiswa program studi Matematika semester 5.

Kegiatan lomba dan rutin latihan pranatacara atau pewara bahasa Jawa merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan berbicara bagi sivitas akademik di kampus. Selain itu, kegiatan tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian tradisi penggunaan bahasa daerah di kehidupan sehari-hari.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Danendra Azriel Ramdhany

Read More

FMIPA UGM Sajikan Konten Edukasi Megathrust di Indonesia

Isu potensi terjadinya megathrust atau dikenal juga sebagai gempa besar di Indonesia menjadi topik yang ramai dibahas oleh masyarakat saat ini. Di berbagai media sosial, masyarakat memiliki pandangan dan prediksi-prediksis tersendiri hingga menimbulkan cocoklogi dengan isu sosial yang ada. Namun, yang paling penting adalah mengenai mitigasi bencana yang harus disiapkan oleh masyarakat seperti penyediaan tas bencana dan wawasan tanda-tanda alam.

Merujuk pada isu tersebut, FMIPA UGM menyajikan konten edukasi mengenai megathrust di Indonesia. Konten tersebut terdiri atas pengertian mengenai megathrust atau gempa besar, lokasi yang berpotensi mengalami megathrust, kilas balik bencana alam di Indonesia, dan upaya mitigasi bencana yang dilakukan.

Dalam konten yang disajikan, masyarakat dihimbau untuk selalu waspada dan sadar bencana secara mandiri untuk mengurangi potensi tingginya dampak korban akibat bencana. Sebaran lokasi yang berpotensi mengalami megathrust seperti di Jawa, Sulawesi, Sumatera, dan Papua diharapkan akan membuka wawasan masyarakat untuk tetap waspada saat berada di lokasi tersebut terlebih ketika berpegian ke tempat baru.

Hadirnya konten edukasi mengenai megathrust di Indonesia menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu peningkatan keterampilan bagi masyarakat termasuk mahasiswa mengenai wawasan kebencanaan dan menghindari arus disinformasi di media mengenai megathrust. Hal ini juga menjadi benteng literasi bagi masyarakat yang terus terpapar beragam isu-isu miring yang dikaitkan dengan megathrust. Selain itu, hal ini juga menjadi cerminan dari SDGs nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pengurangan risiko bencana terutama gempa bumi melalui edukasi yang diberikan. Simak konten tersebut selengkapnya melalui tautan berikut https://www.instagram.com/p/C-zNVDnyzQ3/?img_index=3

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Gambar: Anugrah Yuwanda Atmaja

Read More

FMIPA UGM Gelar Lomba Pewara Bahasa Jawa, Catat Tanggalnya!

FMIPA UGM akan melaksanakan Lomba Pewara Bahasa Jawa atau pranatacara pada tanggal 23 Agustus 2024 di Selasar Auditorium FMIPA UGM. Kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian dari acara Dies Natalis FMIPA UGM ke-69. Peserta tidak dipungut biaya atau gratis saat mengikuti lomba. Pada awalnya, target peserta adalah seluruh dosen dan staf kependidikan di lingkungan FMIPA UGM. Namun, pada masa pendaftaran dibuka, peserta dari umum dan mahasiswa justru tertarik untuk turut mengikuti acara tersebut.

“Mahasiswa juga boleh ikutan ga nih min?” tanya akun @hanafinuryasin

“Mahasiswa bukan UGM boleh ikutan gak kak?” tanya akun @inchi_ichan

Sebelumnya, FMIPA UGM telah membuka kelas latihan pewara menggunakan bahasa Jawa dengan mendatangkan langsung narasumber yang merupakan praktisi pewara bahasa Jawa professional yaitu Agus Pramono. Diketahui, Agus juga merupakan seorang penyiar radio di Yogyakarta.

Kegiatan lomba dan rutin latihan pranatacara atau pewara bahasa Jawa merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan berbicara bagi sivitas akademik di kampus. Selain itu, kegiatan tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian tradisi penggunaan bahasa daerah di kehidupan sehari-hari.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Gambar: Dhanada Santika

Read More

Tim Karawitan FMIPA UGM Tampil dalam Pentas Perayaan Guru Besar Prof. Suyanta

Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM kembali hadir dengan sajian ragam lagu dalam rangka memeringati pengukuhan guru besar Prof. Suyanta pada Selasa, 6 Agustus 2024 di selasar FMIPA UGM. Lagu yang dimainkan untuk pertunjukkan antara lain Ayun-Ayun, Sinom, Si Kucing, Nyidham Sari, Pangkur, dan lainnya dengan total kurang lebih 20 lagu.

Berbagai persiapan telah dilakukan seperti latihan rutin di fakultas, koordinasi teknis pentas, dan koordinasi seragam tim. Tantangan yang dihadapi ketika di lapangan adalah adanya risiko gangguan pada pengeras suara yang dapat mengganggu jalannya lagu yang dimainkan.

“Yang terdengar di bawah sekarang ini kok terdengar lebih nyamleng dari video (youtube),” puji Bambang selaku dosen FMIPA UGM saat mendengarkan sajian pertunjukkan dari tim karawitan.

Terlihat wajah ceria dari Prof. Suyanta saat menonton pertunjukkan yang dibawakan mengingat dirinya juga menjadi bagian dari tim karawitan di FMIPA UGM. Sesekali dirinya mengambil gambar dan mengajak makan dan foto bersama di akhir acara.

“Luar biasa, banyak antusiasme dari warga FMIPA sehingga Tim Karawitan Laras Sains makin dikenal. Kesan pesan untuk Prof. Yanta keren sekali, ing ngatase punya jabatan Profesor tapi kok lancar mbonang. Kalau dihitung waktunya ngga ketemu karena belajar mbonang itu sulit. Perjalanan jadi Profesor makin sulit lagi dan Profesor Yanta bisa menyeimbangkan keduanya keren sekali,” papar Viga, selaku Tim Karawitan FMIPA UGM.

Pentas karawitan yang dilakukan oleh Tim Laras Sains di FMIPA UGM menjadi kesempatan bagi para sivitas akademik untuk turut melestarikan budaya serta memberikan edukasi mengenai warisan budaya yang dimiliki. Hal ini merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keterampilan dalam seni karawitan dan nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian warisan budaya berupa seni karawitan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Menjelang Pentas Perayaan Guru Besar, Tim Karawitan FMIPA UGM Lakukan Gladi Bersih Pentas

Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM melaksanakan gladi bersih untuk persiapan acara pentas dalam rangka memeringati pengukuhan guru besar Prof. Suyanta pada Senin, 5 Agustus 2024 di selasar FMIPA UGM. Berbagai persiapan telah dilakukan seperti latihan rutin di fakultas, koordinasi teknis pentas, dan koordinasi seragam tim.

“Banyak format lagu yang baru. Awal tadi mikirnya susah tapi pas latihan ya lancar-lancar saja,” papar Dzulfa selaku anggota Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM.

Lagu yang dimainkan untuk pertunjukkan antara lain Ayun-Ayun, Sesanti Gadjah Mada, Si Kucing, Nyidham Sari, Pangkur, dan lainnya dengan total kurang lebih 20 lagu. Tantangan yang dihadapi ketika di lapangan adalah adanya risiko gangguan pada pengeras suara yang dapat mengganggu jalannya lagu yang dimainkan.

Gladi bersih yang dilakukan oleh Tim Laras Sains di FMIPA UGM menjadi kesempatan bagi para sivitas akademik untuk turut melestarikan budaya serta memberikan edukasi mengenai warisan budaya yang dimiliki. Hal ini merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keterampilan dalam seni karawitan dan nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian warisan budaya berupa seni karawitan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Mahasiswa KKN FMIPA UGM Ajak Anak-Anak Eksperimen Vulkanik di Kawasan Merapi

Mahasiswa KKN FMIPA UGM mengajak anak-anak di kawasan Gunung Merapi tepatnya di Ngemplak, Sleman untuk melakukan eksperimen vulkanik. Kegiatan dilakukan melalui simulasi letusan gunung api dan pengenalan tentang proses kerja gunung api serta mitigasi bencananya dengan cara yang sederhana. Media pembelajaran yang digunakan adalah clay atau plastisin, soda kue, cuka, dan pewarna merah. Plastisin dibuat menyerupai bentuk gunung api sedangkan pewarna merah digunakan sebagai pewarna lava pada gunung api.

“Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan pada anak-anak pada fenomena alam khususnya gunung api dengan cara yang seru dan mudah dimengerti. Selain menyenangkan, eksperimen ini juga memberikan gambaran tentang bagaimana gunung api bekerja sekaligus menumbuhkan kesadaran akan mitigasi bencana,” ujar Carel, mahasiswa program studi Geofisika UGM yang sedang melakukan KKN.

Carel juga berharap bahwa dengan adanya kegiatan eksperimen ini akan menambah ilmu anak-anak dan menjadi bekal yang bermanfaat. Hal ini juga berkaitan dengan kawasan tempat tinggal mereka yang berada di kawasan rawan bencana letusan gunung api yang aktif yaitu Gunung Merapi.

Seru, selain dapat mengenalkan proses meletusnya gunung api, saya senang melihat adik-adik sangat antusias melakukan eksperimen ini. Senang melihat keantusiasan adik adik juga ibu-ibu yang mendampingi anaknya, turut memvideokan anaknya dengan senyuman saat anaknya melakukan eksperimen tersebut. itu yang membuat proker ini berkesan, seru, dan haru menurut saya. Jadi kangen ibu di rumah,” ujar Carel.

Kegiatan yang dilakukan mahasiswa KKN FMIPA UGM tersebut menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan anak-anak dengan melakukan eksperimen dan nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pengurangan risiko bencana dengan simulasi bencana gunung api.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Carelica Fitara

Read More

Mengenal Hanafi, Mahasiswa FMIPA UGM Mahir dalam Lomba Pewara Bahasa Jawa

Usai perlombaan Pewara Bahasa Jawa atau pranatacara yang diselenggarakan FMIPA UGM pada Jumat, 23 Agustus 2024 di Selasar Auditorium FMIPA UGM, Hanafi, salah satu peserta lomba membagikan kisah dan pengalamannya dalam menjadi pewara berbahasa Jawa. Mahasiswa Kimia S1 angkatan 2022 tersebut telah menggeluti dunia pewara bahasa Jawa sejak di bangku kuliah yaitu pada tahun 2021.

“Saya biasanya nge-MC di kampung seperti acara lelayu, pengajian, merti dusun (syukuran desa). Ikut lomba di Sleman di kategori pranatacara umum, remaja, dan macapat (menyanyikan lagu bahasa Jawa) di bawah Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman,” papar Hanafi.

Hanafi juga bercerita bahwa dirinya mengikuti sanggar untuk pewara di Sanggar Genggong. Selain belajar menjadi pewara, di sanggar tersebut dirinya juga mengembangkan bakat menyanyikan lagu berbahasa jawa atau disebut dengan macapat. Walaupun dirinya sudah terbiasa menjadi pewara dengan menggunakan bahasa Jawa, ada beberapa tantangan yang dirasakan seperti menyiapkan teks acara, menyiapkan busana, dan merias diri yang dilakukan semuanya secara mandiri.

Di balik tantangan yang dihadapinya, Hanafi merasa senang karena kegiatan lomba di FMIPA UGM turut menjadi ajang untu berlatih lebih lanjut bagi Hanafi.

“Senang, soalnya ini menjadi ajang latihan dan dapat insight dari orang lain. Harapannya bisa menjadi pewara di manten (pernikahanan) adat yang ada upacara panggihnya (temu manten). Kalau ada kesempatan dan mampu dari segi waktu ya saya ingin menawarkan diri untuk menjadi pewara,” papar Hanafi.

Kegiatan lomba dan latihan rutin pranatacara atau pewara bahasa Jawa merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan berbicara bagi sivitas akademik di kampus. Selain itu, kegiatan tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian tradisi penggunaan bahasa daerah di kehidupan sehari-hari.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Danendra Azriel Ramdhany

Read More

Yuk Siaga Bencana dengan Siapkan Tas Siaga Bencana!

Indonesia menjadi negara dengan potensi megathrust atau gempa besar yang tinggi. Belum lagi, gempa besar tersebut jika di atas M 8 akan berpotensi diikuti oleh bencana gelombang tinggi atau tsunami. Zona megathrust sendiri tersebar hampir di berbagai penjuru Indonesia dari pulau Sumatera hingga pulau Papua. Dalam hal ini, masyarakat kerap mengalami kekhawatiran berlebih mengenai bencana yang ada. Padahal, hal yang cukup krusial bagi mereka salah satunya adalah tanggap bencana dengan menyiapkan tas siaga bencana.

Tas siaga bencana dapat disesuaikan dengan kondisi masyarakat namun dengan tetap memperhatikan barang-barang pokok yang perlu dibawa. Barang tersebut terdiri atas dokumen dan surat berharga, pakaian ganti untuk 3 hari, ponsel dan powerbank, alat penerangan, uang tunai, peluit, masker dan handsanitizer, makanan ringan yang tahan lama dan air, serta obat-obatan dan perlengkapan P3K.

Hadirnya konten infografis tas bencana menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu peningkatan keterampilan bagi masyarakat termasuk mahasiswa mengenai wawasan kebencanaan dan menghindari arus disinformasi di media mengenai megathrust. Hal ini juga menjadi benteng literasi bagi masyarakat yang terus terpapar beragam isu-isu miring yang dikaitkan dengan megathrust. Selain itu, hal ini juga menjadi cerminan dari SDGs nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pengurangan risiko bencana terutama gempa bumi melalui edukasi yang diberikan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Gambar: Dhanada Santika dan Anugrah Yuwanda Atmaja

Read More

Dukung Pelestarian Bahasa Daerah, FMIPA UGM Gelar Lomba Pewara Bahasa Jawa

FMIPA UGM menggelar Lomba Pewara Bahasa Jawa atau pranatacara pada Jumat, 23 Agustus 2024 di Selasar Auditorium FMIPA UGM. Kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian dari acara Dies Natalis FMIPA UGM ke-69. Peserta tidak dipungut biaya atau gratis saat mengikuti lomba. Pada awalnya, target peserta adalah seluruh dosen dan staf kependidikan di lingkungan FMIPA UGM. Namun, pada masa pendaftaran dibuka, peserta dari umum dan mahasiswa justru tertarik untuk turut mengikuti acara tersebut.

“Tantangannya mereka ga pede maju karena ga terbiasa menurutkan bahasa Jawa secara krama. Harapannya, lomba ini bisa dilaksanakan secara rutin dan lebih luas. Misal, cakupannya hingga level universitas,” papar Dimas Tri Wiyanto selaku Koordinator Acara.

Sebelumnya, FMIPA UGM telah membuka kelas latihan pewara menggunakan bahasa Jawa dengan mendatangkan langsung narasumber yang merupakan praktisi pewara bahasa Jawa professional yaitu Agus Pramono. Diketahui, Agus juga merupakan seorang penyiar radio di Yogyakarta.

“Saya sangat remen (suka) dengan adanya pelatihan yang bisa diaplikasikan. Mahasiswa yang ikut juga keren-keren. Ada beberapa kata yang perlu dibenahi seperti logat dan pengucapan serta blocking. Masih pada formal banget kan tema acaranya non formal gitu,” papar Agus Pramono selaku juri sekaligus pelatih pewara bahasa Jawa.

Agus juga berharap semoga para sivitas akademik FMIPA UGM bisa memotivasi diri sendiri untuk meningkatkan kompetensi dalam penggunaan bahasa daerah. Tidak hanya sekadar di saat lomba tetapi juga diaplikasikan di kehidupan sehari-hari.

Di sisi lain, seorang peserta lomba yang merupakan seorang mahasiswa turut membagikan pengalamannya dalam mengikuti lomba.

“Tantangannya karena Saya terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dan Saya juga orang Jawa jadi struggle karena tidak terbiasa menggunakan bahasa Jawa. Saya dari Jawa Timur jadi logatnya berbeda,” papar Bella, mahasiswa program studi Matematika semester 5.

Kegiatan lomba dan rutin latihan pranatacara atau pewara bahasa Jawa merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan berbicara bagi sivitas akademik di kampus. Selain itu, kegiatan tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian tradisi penggunaan bahasa daerah di kehidupan sehari-hari.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Danendra Azriel Ramdhany

Read More

FMIPA UGM Sajikan Konten Edukasi Megathrust di Indonesia

Isu potensi terjadinya megathrust atau dikenal juga sebagai gempa besar di Indonesia menjadi topik yang ramai dibahas oleh masyarakat saat ini. Di berbagai media sosial, masyarakat memiliki pandangan dan prediksi-prediksis tersendiri hingga menimbulkan cocoklogi dengan isu sosial yang ada. Namun, yang paling penting adalah mengenai mitigasi bencana yang harus disiapkan oleh masyarakat seperti penyediaan tas bencana dan wawasan tanda-tanda alam.

Merujuk pada isu tersebut, FMIPA UGM menyajikan konten edukasi mengenai megathrust di Indonesia. Konten tersebut terdiri atas pengertian mengenai megathrust atau gempa besar, lokasi yang berpotensi mengalami megathrust, kilas balik bencana alam di Indonesia, dan upaya mitigasi bencana yang dilakukan.

Dalam konten yang disajikan, masyarakat dihimbau untuk selalu waspada dan sadar bencana secara mandiri untuk mengurangi potensi tingginya dampak korban akibat bencana. Sebaran lokasi yang berpotensi mengalami megathrust seperti di Jawa, Sulawesi, Sumatera, dan Papua diharapkan akan membuka wawasan masyarakat untuk tetap waspada saat berada di lokasi tersebut terlebih ketika berpegian ke tempat baru.

Hadirnya konten edukasi mengenai megathrust di Indonesia menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu peningkatan keterampilan bagi masyarakat termasuk mahasiswa mengenai wawasan kebencanaan dan menghindari arus disinformasi di media mengenai megathrust. Hal ini juga menjadi benteng literasi bagi masyarakat yang terus terpapar beragam isu-isu miring yang dikaitkan dengan megathrust. Selain itu, hal ini juga menjadi cerminan dari SDGs nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pengurangan risiko bencana terutama gempa bumi melalui edukasi yang diberikan. Simak konten tersebut selengkapnya melalui tautan berikut https://www.instagram.com/p/C-zNVDnyzQ3/?img_index=3

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Gambar: Anugrah Yuwanda Atmaja

Read More

FMIPA UGM Gelar Lomba Pewara Bahasa Jawa, Catat Tanggalnya!

FMIPA UGM akan melaksanakan Lomba Pewara Bahasa Jawa atau pranatacara pada tanggal 23 Agustus 2024 di Selasar Auditorium FMIPA UGM. Kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian dari acara Dies Natalis FMIPA UGM ke-69. Peserta tidak dipungut biaya atau gratis saat mengikuti lomba. Pada awalnya, target peserta adalah seluruh dosen dan staf kependidikan di lingkungan FMIPA UGM. Namun, pada masa pendaftaran dibuka, peserta dari umum dan mahasiswa justru tertarik untuk turut mengikuti acara tersebut.

“Mahasiswa juga boleh ikutan ga nih min?” tanya akun @hanafinuryasin

“Mahasiswa bukan UGM boleh ikutan gak kak?” tanya akun @inchi_ichan

Sebelumnya, FMIPA UGM telah membuka kelas latihan pewara menggunakan bahasa Jawa dengan mendatangkan langsung narasumber yang merupakan praktisi pewara bahasa Jawa professional yaitu Agus Pramono. Diketahui, Agus juga merupakan seorang penyiar radio di Yogyakarta.

Kegiatan lomba dan rutin latihan pranatacara atau pewara bahasa Jawa merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan berbicara bagi sivitas akademik di kampus. Selain itu, kegiatan tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian tradisi penggunaan bahasa daerah di kehidupan sehari-hari.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Gambar: Dhanada Santika

Read More

Tim Karawitan FMIPA UGM Tampil dalam Pentas Perayaan Guru Besar Prof. Suyanta

Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM kembali hadir dengan sajian ragam lagu dalam rangka memeringati pengukuhan guru besar Prof. Suyanta pada Selasa, 6 Agustus 2024 di selasar FMIPA UGM. Lagu yang dimainkan untuk pertunjukkan antara lain Ayun-Ayun, Sinom, Si Kucing, Nyidham Sari, Pangkur, dan lainnya dengan total kurang lebih 20 lagu.

Berbagai persiapan telah dilakukan seperti latihan rutin di fakultas, koordinasi teknis pentas, dan koordinasi seragam tim. Tantangan yang dihadapi ketika di lapangan adalah adanya risiko gangguan pada pengeras suara yang dapat mengganggu jalannya lagu yang dimainkan.

“Yang terdengar di bawah sekarang ini kok terdengar lebih nyamleng dari video (youtube),” puji Bambang selaku dosen FMIPA UGM saat mendengarkan sajian pertunjukkan dari tim karawitan.

Terlihat wajah ceria dari Prof. Suyanta saat menonton pertunjukkan yang dibawakan mengingat dirinya juga menjadi bagian dari tim karawitan di FMIPA UGM. Sesekali dirinya mengambil gambar dan mengajak makan dan foto bersama di akhir acara.

“Luar biasa, banyak antusiasme dari warga FMIPA sehingga Tim Karawitan Laras Sains makin dikenal. Kesan pesan untuk Prof. Yanta keren sekali, ing ngatase punya jabatan Profesor tapi kok lancar mbonang. Kalau dihitung waktunya ngga ketemu karena belajar mbonang itu sulit. Perjalanan jadi Profesor makin sulit lagi dan Profesor Yanta bisa menyeimbangkan keduanya keren sekali,” papar Viga, selaku Tim Karawitan FMIPA UGM.

Pentas karawitan yang dilakukan oleh Tim Laras Sains di FMIPA UGM menjadi kesempatan bagi para sivitas akademik untuk turut melestarikan budaya serta memberikan edukasi mengenai warisan budaya yang dimiliki. Hal ini merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keterampilan dalam seni karawitan dan nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian warisan budaya berupa seni karawitan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Menjelang Pentas Perayaan Guru Besar, Tim Karawitan FMIPA UGM Lakukan Gladi Bersih Pentas

Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM melaksanakan gladi bersih untuk persiapan acara pentas dalam rangka memeringati pengukuhan guru besar Prof. Suyanta pada Senin, 5 Agustus 2024 di selasar FMIPA UGM. Berbagai persiapan telah dilakukan seperti latihan rutin di fakultas, koordinasi teknis pentas, dan koordinasi seragam tim.

“Banyak format lagu yang baru. Awal tadi mikirnya susah tapi pas latihan ya lancar-lancar saja,” papar Dzulfa selaku anggota Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM.

Lagu yang dimainkan untuk pertunjukkan antara lain Ayun-Ayun, Sesanti Gadjah Mada, Si Kucing, Nyidham Sari, Pangkur, dan lainnya dengan total kurang lebih 20 lagu. Tantangan yang dihadapi ketika di lapangan adalah adanya risiko gangguan pada pengeras suara yang dapat mengganggu jalannya lagu yang dimainkan.

Gladi bersih yang dilakukan oleh Tim Laras Sains di FMIPA UGM menjadi kesempatan bagi para sivitas akademik untuk turut melestarikan budaya serta memberikan edukasi mengenai warisan budaya yang dimiliki. Hal ini merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keterampilan dalam seni karawitan dan nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian warisan budaya berupa seni karawitan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Mahasiswa KKN FMIPA UGM Ajak Anak-Anak Eksperimen Vulkanik di Kawasan Merapi

Mahasiswa KKN FMIPA UGM mengajak anak-anak di kawasan Gunung Merapi tepatnya di Ngemplak, Sleman untuk melakukan eksperimen vulkanik. Kegiatan dilakukan melalui simulasi letusan gunung api dan pengenalan tentang proses kerja gunung api serta mitigasi bencananya dengan cara yang sederhana. Media pembelajaran yang digunakan adalah clay atau plastisin, soda kue, cuka, dan pewarna merah. Plastisin dibuat menyerupai bentuk gunung api sedangkan pewarna merah digunakan sebagai pewarna lava pada gunung api.

“Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan pada anak-anak pada fenomena alam khususnya gunung api dengan cara yang seru dan mudah dimengerti. Selain menyenangkan, eksperimen ini juga memberikan gambaran tentang bagaimana gunung api bekerja sekaligus menumbuhkan kesadaran akan mitigasi bencana,” ujar Carel, mahasiswa program studi Geofisika UGM yang sedang melakukan KKN.

Carel juga berharap bahwa dengan adanya kegiatan eksperimen ini akan menambah ilmu anak-anak dan menjadi bekal yang bermanfaat. Hal ini juga berkaitan dengan kawasan tempat tinggal mereka yang berada di kawasan rawan bencana letusan gunung api yang aktif yaitu Gunung Merapi.

Seru, selain dapat mengenalkan proses meletusnya gunung api, saya senang melihat adik-adik sangat antusias melakukan eksperimen ini. Senang melihat keantusiasan adik adik juga ibu-ibu yang mendampingi anaknya, turut memvideokan anaknya dengan senyuman saat anaknya melakukan eksperimen tersebut. itu yang membuat proker ini berkesan, seru, dan haru menurut saya. Jadi kangen ibu di rumah,” ujar Carel.

Kegiatan yang dilakukan mahasiswa KKN FMIPA UGM tersebut menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan anak-anak dengan melakukan eksperimen dan nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pengurangan risiko bencana dengan simulasi bencana gunung api.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Carelica Fitara

Read More
Translate