Search
Search
Search

SDG 11: Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan

Mahasiswa KKN FMIPA UGM Ajak Anak-Anak Eksperimen Vulkanik di Kawasan Merapi

Mahasiswa KKN FMIPA UGM mengajak anak-anak di kawasan Gunung Merapi tepatnya di Ngemplak, Sleman untuk melakukan eksperimen vulkanik. Kegiatan dilakukan melalui simulasi letusan gunung api dan pengenalan tentang proses kerja gunung api serta mitigasi bencananya dengan cara yang sederhana. Media pembelajaran yang digunakan adalah clay atau plastisin, soda kue, cuka, dan pewarna merah. Plastisin dibuat menyerupai bentuk gunung api sedangkan pewarna merah digunakan sebagai pewarna lava pada gunung api.

“Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan pada anak-anak pada fenomena alam khususnya gunung api dengan cara yang seru dan mudah dimengerti. Selain menyenangkan, eksperimen ini juga memberikan gambaran tentang bagaimana gunung api bekerja sekaligus menumbuhkan kesadaran akan mitigasi bencana,” ujar Carel, mahasiswa program studi Geofisika UGM yang sedang melakukan KKN.

Carel juga berharap bahwa dengan adanya kegiatan eksperimen ini akan menambah ilmu anak-anak dan menjadi bekal yang bermanfaat. Hal ini juga berkaitan dengan kawasan tempat tinggal mereka yang berada di kawasan rawan bencana letusan gunung api yang aktif yaitu Gunung Merapi.

Seru, selain dapat mengenalkan proses meletusnya gunung api, saya senang melihat adik-adik sangat antusias melakukan eksperimen ini. Senang melihat keantusiasan adik adik juga ibu-ibu yang mendampingi anaknya, turut memvideokan anaknya dengan senyuman saat anaknya melakukan eksperimen tersebut. itu yang membuat proker ini berkesan, seru, dan haru menurut saya. Jadi kangen ibu di rumah,” ujar Carel.

Kegiatan yang dilakukan mahasiswa KKN FMIPA UGM tersebut menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan anak-anak dengan melakukan eksperimen dan nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pengurangan risiko bencana dengan simulasi bencana gunung api.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Carelica Fitara

Read More

Dukung Indonesia Tangguh Bencana, FMIPA UGM Resmi Kerja Sama dengan PT. Reasuransi Meipark

FMIPA UGM melaksanakan penandatanganan kerja sama dengan PT. Reasuransi Meipark Indonesia pada Rabu, 10 Juli 2024 di Ruang Auditorium FMIPA UGM. Kegiatan kerja sama dilakukan dalam rangka mendukung Indonesia agar tangguh terhadap bencana melalui kolaborasi riset berkaitan dengan manajemen risiko bencana dan penanggulangannya. Acara dibuka dengan sambutan dari Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si.

“Semoga kerja sama dapat berjalan secara maksimal dan kami akan mendukung bersama teman-teman dari program studi Aktuaria. Kami butuh sekali mendapatkan wawasan atau paparan dari industri agar tercapai tujuan-tujuan dari pendidikan kami. Kerja sama ini bisa memetakan potensi sehingga kami bisa mendapatkan insight dari industri,” papar Kuwat.

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan diskusi mengenai peluang dan tantangan kerja sama yang akan dihadapi bersama dengan melihat kondisi kebencanaan di Indonesia saat ini.

“Meipark akan menjadi penghubung antara dunia pendidikan dengan mekanisme asuransi risiko bencana. Kami akan menggunakan metode dan pendekatan dalam prediksi risiko,” papar Direktur Utama PT. Reasuransi Maipark Indonesia, Kocu Andre Hutagalung.

Dalam hal ini ilmu statistika dan aktuaria dibutuhkan untuk mendukung program-program yang ditawarkan seperti perhitungan dan manajemen risiko bencana dan perubahan iklim. Selain itu, program yang akan dijalankan juga adalah mengembangkan model-model untuk memmbangun estimasi kerugian akibat bencana alam.

Kerja sama antara FMIPA UGM dan PT. Reasuransi Meipark Indonesia merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas dan nomor 11 yaitu Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan dengan melibatkan mahasiswa dan peneliti di bidang statistika dan aktuaria dalam kolaborasi bersama di bidang risiko dan manajemen bencana yang merupakan pendidikan untuk berkelanjutan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Tingkatkan Keterampilan Berbicara, FMIPA UGM Rutin Gelar Latihan Pranatacara (Pewara Bahasa Jawa)

FMIPA UGM kembali laksanakan latihan bersama pranatacara atau pewara dengan bahasa Jawa. Latihan dilakukan 1 minggu sekali dengan peserta yang terdiri atas tenaga kependidikan dan dosen. Narasumber dari kegiatan tersebut adalah Agus Pramono yang merupakan penyiar di salah 1 stasiun televisi nasional dan merupakan seorang pewara baik bahasa Indonesia atau bahasa Jawa.

Materi yang diajarkan meliputi olah vokal, mengenal karakter suara, etika pewara, menyusun teks atau naskah acara, gestur dan mimic tubuh, serta pantangan dan anjuran yang dilakukan saat menjadi seorang pewara atau pembawa acara.

“Jika akan menjadi pewara jangan minum manis-manis dahulu seperti teh atau kopi manis karena akan memengaruhi kualitas suara. Sebaiknya, minum air putih saja,” terang Agus selaku narasumber.

Selanjutnya, para peserta diberikan contoh serta studi kasus yang terjadi sesuai dengan jenis acara yang diselenggarakan. Narasumber kemudian mempersilakan para peserta untuk praktik sesuai dengan tema acara seperti pemakaman, syukuran, gelar budaya, dan lainnya.

Kegiatan rutin Latihan pranatacara atau pewara bahasa Jawa merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan berbicara bagi sivitas akademik di kampus. Selain itu, kegiatan tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian tradisi penggunaan bahasa daerah di kehidupan sehari-hari.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Muda dan Berbudaya, Intip Sosok Viga Mahasiswa FMIPA sebagai Penabuh Gamelan

Lincah dan luwes dalam menabuh gendang, Viga memainkan peran penting dalam sebuah permainan tabuhan karawitan. Tidak hanya piawai dalam memainkan 1 instrumen, Viga mampu memainkan hampir semua instrumen gamelan yang ada seperti bonang, saron, kenong, dan lainnya. Sosok mahasiswa yang sedang menempuh studi pascasarjana di FMIPA UGM tersebut turut mendukung hidupnya komunitas karawitan yang ada di lingkungan fakultasnya yaitu Tim Karawitan Laras Sains. Perjalanannya menabuh gamelan di lingkungan kampus sudah dimulai sejak menempuh studi sarjana di tahun 2018.

“Sangat senang bisa bergabung ke Laras Sains. Bisa bertukar pikiran dan latihan bersama. Suasana ngobrol santai di ruang gamelan kan beda kalau ngobrol di kelas,” papar Viga mengenai kesan mengikuti komunitas Laras Sains.

Viga turut menceritakan bahwa tidak ada pembeda bagi pemain pemula dan ahli ketika bergabung dalam Laras Sains. Perbedaan jenjang usia yang cukup kontras juga bukan menjadi tembok penghalang bagi para pemain. Menurutnya, para pemain yang dianggap senior justru dianggap menaungi atau mengemong para pemain pemula atau pemain muda. Terhadap pemain pemula, Viga juga turut membantu mengarahkan dan mengajari hingga tuntas.

Viga mengaku merasa sedih jika jadwal karawitan tidak dapat terlaksana akibat perbedaan masing-masing jadwal dari anggota atau pemain karawitan. Dalam hal ini, dirinya menuturkan bahwa Laras Sains merupakan wadah yang tepat untuk menyalurkan emosi ke arah yang positif terutama ketika sedang merasa penat di kala pekerjaan atau perkuliahan.

“Laras Sains bukan untuk bagus-bagusan skill, tapi malah tempat untuk menyalurkan emosi ke arah yang positif,” pungkasnya.

Keterlibatan Viga sebagai pelestari budaya di lingkungan fakultas merupakan salah 1 cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui akses terhadap pendidikan seni dan budaya yang diberikan kepada rekan mahasiswa atau sivitas kampus serta nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian warisan budaya berupa seni karawitan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto dan Anugrah Yuwan Atmaja

Read More

Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM Meriahkan Acara Festival Karawitan, Batik, dan Jajanan Nusantara 2024

Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM memberikan sajian pertunjukkan istimewa melalui tabuhan gamelan dalam acara Festival Karawitan, Batik, dan Jajanan Nusantara di Fakultas Filsafat UGM pada hari Minggu, 21 Juli 2024. Turut meramaikan acara, Tim Laras Sains yang berjumlah 19 personil ini memainkan gending sajian atau lagu berupa lancaran mesem, ladrang pangkur, dan srepeg mataram.

“Laras Sains pemainnya cukup heterogen yang terdiri atas dosen, tendik, mahasiswa, alumni, dan purna tugas. Ada beberapa juga yang dari luar UGM. Jadi, cukup sulit untuk koordinasi dalam Latihan. Namun, alhamdulillah bisa mengikuti festival dengan lancar. Festival ini memicu untuk berkreasi dan latihan lebih serius agar bisa tampil lebih baik di kesempatan yang akan datang,” papar Janoe Hendarto, selaku Ketua Tim Laras Sains.

Sambutan tepuk tangan dari penonton mengiringi tabuhan awal dan akhir dari Laras Sains. Harmoni dan sinergi antar instrumen gamelan yang terpadu mampu menarik sorot mata para pengunjung dan penonton acara festival. Salah satu pemain instrumen berupa gendang turut memaparkan kesan pesan yang didapat selama mengikuti rangkaian latihan hingga pentas.

Engga ada pembeda mana yang sudah jago dan belum jago karena pemain senior di sini selalu ngemong (menaungi) yang lebih muda,” papar Viga, selaku pemain gamelan Tim Laras Sains sekaligus mahasiswa FMIPA UGM.

Hadirnya Tim Laras Sains di FMIPA UGM menjadi wadah bagi para sivitas akademik untuk turut mempelajari dan melestarikan budaya serta memberikan edukasi mengenai warisan budaya yang dimiliki. Hal ini merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas dan nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pendidikan berkelanjutan dan warisan budaya.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Menjelang Acara Festival, Tim Karawitan FMIPA UGM Lakukan Gladi Bersih Pentas

Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM melaksanakan gladi bersih untuk persiapan acara Festival Karawitan pada Jumat, 19 Juli 2024 di Fakultas Filsafat UGM. Berbagai persiapan telah dilakukan seperti latihan rutin di fakultas, koordinasi teknis pentas, dan koordinasi seragam tim.

“Persiapan sudah 80%. Latihan setiap hari Rabu dan menuju pentas ini latihan menjadi 2x dalam seminggu. Kalau dari kesiapan, insyaallah sudah baik karena beberapa kali juga sudah pernah pentas atau festival,” papar Viga selaku anggota Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM.

Lagu yang dimainkan untuk pertunjukkan terdiri atas lancaran mesem, ladrang pangkur, dan srepeg mataram. Tantangan yang dihadapi ketika di lapangan adalah adanya perbedaan bahan atau material alat gamelan sehingga dalam memainkan harus menyesuaikan.

“Bahan gamelan yang ada di tempat pentas (Fakultas Filsafat) itu berbeda dengan yang ada di FMIPA sehingga ketika nabuh atau memainkan harus lebih keras atau mantep,” papar Parjilan selaku anggota Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM.

Gladi bersih yang dilakukan oleh Tim Laras Sains di FMIPA UGM menjadi kesempatan bagi para sivitas akademik untuk turut melestarikan budaya serta memberikan edukasi mengenai warisan budaya yang dimiliki. Hal ini merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keterampilan dalam seni karawitan dan nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian warisan budaya berupa seni karawitan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Siapkan Sajian Pertunjukkan Terbaik, Tim Karawitan FMIPA UGM Tingkatkan Latihan Bersama

Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM tingkatkan latihan bersama dalam rangka mempersiapkan pentas pada acara Festival Karawitan pada bulan Juli 2024. Latihan yang pada mulanya dilaksanakan 1 kali dalam seminggu menjadi 2 kali dalam seminggu. Pelaksanaan latihan dilakukan di Ruang Karawitan Lantai 7 Gedung FMIPA UGM.

Dalam latihan juga dilakukan evaluasi untuk memperbaiki kualitas permainan yang ada.

“Secara keseluruhan temponya masih terlalu cepat. Masih bisa dipelankan lagi biar sindhen (penyanyi wanita) tidak terlalu mengejar lagunya, Kemudian, tabuhan alat-alat balungan masih terlalu keras dan dominan saat vokal berjalan,” papar Parjilan selaku anggota Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM saat evaluasi latihan.

Lagu yang dimainkan untuk pertunjukkan terdiri atas lancaran mesem, ladrang pangkur, dan srepeg mataram. Agar memudahkan para pemain mengevaluasi secara mandiri, dilakukan perekaman permainan untuk kemudian disimak ketika pulang dari latihan.

Dalam meningkatkan latihan karawitan terdapat berbagai tantangan yang dilalui terutama dalam menunggu kehadiran lengkap tim karena kesibukan dan jadwal masing-masing.

“Kesulitan kalau anggota kurang lengkap ketika latihan sehingga koordinasi pola permainan gending cukup sulit. Tetapi, saat ini masih bisa dilakukan dengan baik. FMIPA akan menampilkan 3 gendhing (lagu) yaitu Lancaran Mesem, Ladrang Pangkur, Playon Mataraman,” papar Viga selaku anggota Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM

Latihan bersama dari Tim Laras Sains di FMIPA UGM menjadi wadah bagi para sivitas akademik untuk turut mempelajari dan melestarikan budaya serta memberikan edukasi mengenai warisan budaya yang dimiliki. Hal ini merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keterampilan dalam seni karawitan dan nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian warisan budaya berupa seni karawitan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Siap Kirim Mahasiswa Studi ke Taiwan, FMIPA UGM Gelar Kelas Budaya Taiwan bersama Tamkang University

FMIPA UGM menggelar kelas budaya melalui program Culture Exchange Seminar bersama dengan Departemen of Education and Future Design, Tamkang University pada Kamis, 18 Juli 2024 yang bertujuan mengenalkan mahasiswa FMIPA mengenai kultur kehidupan di Taiwan. Acara ini digelar di Ruang Auditorium FMIPA UGM dengan narasumber Profesor Chiu beserta tim mahasiswanya dari Tamkang University. Kegiatan seminar dihadiri oleh 16 mahasiswa yang berasal dari Tamkang University dan lebih dari 60 mahasiswa dari FMIPA UGM yang akan berangkat studi ke Taiwan. Acara dibuka dengan pengenalan dari departemen yang diampu oleh Profesor Chiu beserta diskusi mengenai kompetensi yang perlu dikuasai oleh mahasiswa.

“Ada 10 kompetensi yang harus dikuasai mahasiswa, 3 di antaranya yaitu manajemen diri, kolaborasi, dan penguasaan teknologi,” papar Professor Chiu yang merupakan seorang dosen Tamkang University.

Kemudian, presentasi mengenai kultur kehidupan di Taiwan dilanjutkan oleh mahasiswa dari Tamkang University yang memantik peserta seminar dengan sebuah gambar kartu.

“Ada yang bisa menebak ini kartu apa?” tanya mahasiswa Tamkang University.

Sesaat kemudian, salah 1 mahasiswa FMIPA mengangkat tangan dan menjawab bahwa kartu tersebut adalah kartu transportasi umum.

“Kita bisa pakai EasyCard ini di seluruh Taiwan untuk MRT, bus, dan kereta. Tidak hanya untuk menggunakan kendaraan publik tetapi juga untuk melakukan pembayaran,” papar mahasiswa Tamkang University.

Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi berkelompok. Informasi yang didapatkan dari seminar ini antara lain jenis makanan dan minuman, tempat hiburan, akses transportasi, akses tempat makan atau minuman, acara besar dan festival, komposisi penduduk dan kepercayaan, kurs mata uang, dan alat pembayaran di Taiwan. Beberapa mahasiswa menanyakan perihal lokasi yang dapat digunakan seperti lokasi untuk mengerjakan tugas dan lokasi untuk memancing.

Diskusi berjalan lancar dengan banyaknya pertanyaan yang diberikan oleh mahasiswa FMIPA UGM. Dalam hal ini, Prof. Roto, selaku Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan, turut menyampaikan pesan dan dukungan sekaligus menutup acara seminar.

“Kita mendukung ya untuk mempersiapkan mahasiswa FMIPA UGM berangkat ke Taiwan agar bisa beradaptasi di sana dan studinya bisa lancar,” papar Prof. Roto.

Kegiatan Culture Exchange Seminar bersama dengan Departemen of Education and Future Design, Tamkang University merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keanekaragaman budaya dan pendidikan untuk keberlanjutnya, nomor 11 yaitu Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan melalui adaptasi mahasiswa FMIPA yang akan tinggal di Taiwan, dan nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui peningkatan kapasitas mahasiswa dan kemitraan antara FMIPA UGM dengan Tamkang University.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Mahasiswa KKN FMIPA UGM Ajak Anak-Anak Eksperimen Vulkanik di Kawasan Merapi

Mahasiswa KKN FMIPA UGM mengajak anak-anak di kawasan Gunung Merapi tepatnya di Ngemplak, Sleman untuk melakukan eksperimen vulkanik. Kegiatan dilakukan melalui simulasi letusan gunung api dan pengenalan tentang proses kerja gunung api serta mitigasi bencananya dengan cara yang sederhana. Media pembelajaran yang digunakan adalah clay atau plastisin, soda kue, cuka, dan pewarna merah. Plastisin dibuat menyerupai bentuk gunung api sedangkan pewarna merah digunakan sebagai pewarna lava pada gunung api.

“Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan pada anak-anak pada fenomena alam khususnya gunung api dengan cara yang seru dan mudah dimengerti. Selain menyenangkan, eksperimen ini juga memberikan gambaran tentang bagaimana gunung api bekerja sekaligus menumbuhkan kesadaran akan mitigasi bencana,” ujar Carel, mahasiswa program studi Geofisika UGM yang sedang melakukan KKN.

Carel juga berharap bahwa dengan adanya kegiatan eksperimen ini akan menambah ilmu anak-anak dan menjadi bekal yang bermanfaat. Hal ini juga berkaitan dengan kawasan tempat tinggal mereka yang berada di kawasan rawan bencana letusan gunung api yang aktif yaitu Gunung Merapi.

Seru, selain dapat mengenalkan proses meletusnya gunung api, saya senang melihat adik-adik sangat antusias melakukan eksperimen ini. Senang melihat keantusiasan adik adik juga ibu-ibu yang mendampingi anaknya, turut memvideokan anaknya dengan senyuman saat anaknya melakukan eksperimen tersebut. itu yang membuat proker ini berkesan, seru, dan haru menurut saya. Jadi kangen ibu di rumah,” ujar Carel.

Kegiatan yang dilakukan mahasiswa KKN FMIPA UGM tersebut menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan anak-anak dengan melakukan eksperimen dan nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pengurangan risiko bencana dengan simulasi bencana gunung api.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Carelica Fitara

Read More

Dukung Indonesia Tangguh Bencana, FMIPA UGM Resmi Kerja Sama dengan PT. Reasuransi Meipark

FMIPA UGM melaksanakan penandatanganan kerja sama dengan PT. Reasuransi Meipark Indonesia pada Rabu, 10 Juli 2024 di Ruang Auditorium FMIPA UGM. Kegiatan kerja sama dilakukan dalam rangka mendukung Indonesia agar tangguh terhadap bencana melalui kolaborasi riset berkaitan dengan manajemen risiko bencana dan penanggulangannya. Acara dibuka dengan sambutan dari Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si.

“Semoga kerja sama dapat berjalan secara maksimal dan kami akan mendukung bersama teman-teman dari program studi Aktuaria. Kami butuh sekali mendapatkan wawasan atau paparan dari industri agar tercapai tujuan-tujuan dari pendidikan kami. Kerja sama ini bisa memetakan potensi sehingga kami bisa mendapatkan insight dari industri,” papar Kuwat.

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan diskusi mengenai peluang dan tantangan kerja sama yang akan dihadapi bersama dengan melihat kondisi kebencanaan di Indonesia saat ini.

“Meipark akan menjadi penghubung antara dunia pendidikan dengan mekanisme asuransi risiko bencana. Kami akan menggunakan metode dan pendekatan dalam prediksi risiko,” papar Direktur Utama PT. Reasuransi Maipark Indonesia, Kocu Andre Hutagalung.

Dalam hal ini ilmu statistika dan aktuaria dibutuhkan untuk mendukung program-program yang ditawarkan seperti perhitungan dan manajemen risiko bencana dan perubahan iklim. Selain itu, program yang akan dijalankan juga adalah mengembangkan model-model untuk memmbangun estimasi kerugian akibat bencana alam.

Kerja sama antara FMIPA UGM dan PT. Reasuransi Meipark Indonesia merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas dan nomor 11 yaitu Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan dengan melibatkan mahasiswa dan peneliti di bidang statistika dan aktuaria dalam kolaborasi bersama di bidang risiko dan manajemen bencana yang merupakan pendidikan untuk berkelanjutan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Tingkatkan Keterampilan Berbicara, FMIPA UGM Rutin Gelar Latihan Pranatacara (Pewara Bahasa Jawa)

FMIPA UGM kembali laksanakan latihan bersama pranatacara atau pewara dengan bahasa Jawa. Latihan dilakukan 1 minggu sekali dengan peserta yang terdiri atas tenaga kependidikan dan dosen. Narasumber dari kegiatan tersebut adalah Agus Pramono yang merupakan penyiar di salah 1 stasiun televisi nasional dan merupakan seorang pewara baik bahasa Indonesia atau bahasa Jawa.

Materi yang diajarkan meliputi olah vokal, mengenal karakter suara, etika pewara, menyusun teks atau naskah acara, gestur dan mimic tubuh, serta pantangan dan anjuran yang dilakukan saat menjadi seorang pewara atau pembawa acara.

“Jika akan menjadi pewara jangan minum manis-manis dahulu seperti teh atau kopi manis karena akan memengaruhi kualitas suara. Sebaiknya, minum air putih saja,” terang Agus selaku narasumber.

Selanjutnya, para peserta diberikan contoh serta studi kasus yang terjadi sesuai dengan jenis acara yang diselenggarakan. Narasumber kemudian mempersilakan para peserta untuk praktik sesuai dengan tema acara seperti pemakaman, syukuran, gelar budaya, dan lainnya.

Kegiatan rutin Latihan pranatacara atau pewara bahasa Jawa merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan berbicara bagi sivitas akademik di kampus. Selain itu, kegiatan tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian tradisi penggunaan bahasa daerah di kehidupan sehari-hari.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Muda dan Berbudaya, Intip Sosok Viga Mahasiswa FMIPA sebagai Penabuh Gamelan

Lincah dan luwes dalam menabuh gendang, Viga memainkan peran penting dalam sebuah permainan tabuhan karawitan. Tidak hanya piawai dalam memainkan 1 instrumen, Viga mampu memainkan hampir semua instrumen gamelan yang ada seperti bonang, saron, kenong, dan lainnya. Sosok mahasiswa yang sedang menempuh studi pascasarjana di FMIPA UGM tersebut turut mendukung hidupnya komunitas karawitan yang ada di lingkungan fakultasnya yaitu Tim Karawitan Laras Sains. Perjalanannya menabuh gamelan di lingkungan kampus sudah dimulai sejak menempuh studi sarjana di tahun 2018.

“Sangat senang bisa bergabung ke Laras Sains. Bisa bertukar pikiran dan latihan bersama. Suasana ngobrol santai di ruang gamelan kan beda kalau ngobrol di kelas,” papar Viga mengenai kesan mengikuti komunitas Laras Sains.

Viga turut menceritakan bahwa tidak ada pembeda bagi pemain pemula dan ahli ketika bergabung dalam Laras Sains. Perbedaan jenjang usia yang cukup kontras juga bukan menjadi tembok penghalang bagi para pemain. Menurutnya, para pemain yang dianggap senior justru dianggap menaungi atau mengemong para pemain pemula atau pemain muda. Terhadap pemain pemula, Viga juga turut membantu mengarahkan dan mengajari hingga tuntas.

Viga mengaku merasa sedih jika jadwal karawitan tidak dapat terlaksana akibat perbedaan masing-masing jadwal dari anggota atau pemain karawitan. Dalam hal ini, dirinya menuturkan bahwa Laras Sains merupakan wadah yang tepat untuk menyalurkan emosi ke arah yang positif terutama ketika sedang merasa penat di kala pekerjaan atau perkuliahan.

“Laras Sains bukan untuk bagus-bagusan skill, tapi malah tempat untuk menyalurkan emosi ke arah yang positif,” pungkasnya.

Keterlibatan Viga sebagai pelestari budaya di lingkungan fakultas merupakan salah 1 cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui akses terhadap pendidikan seni dan budaya yang diberikan kepada rekan mahasiswa atau sivitas kampus serta nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian warisan budaya berupa seni karawitan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto dan Anugrah Yuwan Atmaja

Read More

Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM Meriahkan Acara Festival Karawitan, Batik, dan Jajanan Nusantara 2024

Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM memberikan sajian pertunjukkan istimewa melalui tabuhan gamelan dalam acara Festival Karawitan, Batik, dan Jajanan Nusantara di Fakultas Filsafat UGM pada hari Minggu, 21 Juli 2024. Turut meramaikan acara, Tim Laras Sains yang berjumlah 19 personil ini memainkan gending sajian atau lagu berupa lancaran mesem, ladrang pangkur, dan srepeg mataram.

“Laras Sains pemainnya cukup heterogen yang terdiri atas dosen, tendik, mahasiswa, alumni, dan purna tugas. Ada beberapa juga yang dari luar UGM. Jadi, cukup sulit untuk koordinasi dalam Latihan. Namun, alhamdulillah bisa mengikuti festival dengan lancar. Festival ini memicu untuk berkreasi dan latihan lebih serius agar bisa tampil lebih baik di kesempatan yang akan datang,” papar Janoe Hendarto, selaku Ketua Tim Laras Sains.

Sambutan tepuk tangan dari penonton mengiringi tabuhan awal dan akhir dari Laras Sains. Harmoni dan sinergi antar instrumen gamelan yang terpadu mampu menarik sorot mata para pengunjung dan penonton acara festival. Salah satu pemain instrumen berupa gendang turut memaparkan kesan pesan yang didapat selama mengikuti rangkaian latihan hingga pentas.

Engga ada pembeda mana yang sudah jago dan belum jago karena pemain senior di sini selalu ngemong (menaungi) yang lebih muda,” papar Viga, selaku pemain gamelan Tim Laras Sains sekaligus mahasiswa FMIPA UGM.

Hadirnya Tim Laras Sains di FMIPA UGM menjadi wadah bagi para sivitas akademik untuk turut mempelajari dan melestarikan budaya serta memberikan edukasi mengenai warisan budaya yang dimiliki. Hal ini merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas dan nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pendidikan berkelanjutan dan warisan budaya.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Menjelang Acara Festival, Tim Karawitan FMIPA UGM Lakukan Gladi Bersih Pentas

Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM melaksanakan gladi bersih untuk persiapan acara Festival Karawitan pada Jumat, 19 Juli 2024 di Fakultas Filsafat UGM. Berbagai persiapan telah dilakukan seperti latihan rutin di fakultas, koordinasi teknis pentas, dan koordinasi seragam tim.

“Persiapan sudah 80%. Latihan setiap hari Rabu dan menuju pentas ini latihan menjadi 2x dalam seminggu. Kalau dari kesiapan, insyaallah sudah baik karena beberapa kali juga sudah pernah pentas atau festival,” papar Viga selaku anggota Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM.

Lagu yang dimainkan untuk pertunjukkan terdiri atas lancaran mesem, ladrang pangkur, dan srepeg mataram. Tantangan yang dihadapi ketika di lapangan adalah adanya perbedaan bahan atau material alat gamelan sehingga dalam memainkan harus menyesuaikan.

“Bahan gamelan yang ada di tempat pentas (Fakultas Filsafat) itu berbeda dengan yang ada di FMIPA sehingga ketika nabuh atau memainkan harus lebih keras atau mantep,” papar Parjilan selaku anggota Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM.

Gladi bersih yang dilakukan oleh Tim Laras Sains di FMIPA UGM menjadi kesempatan bagi para sivitas akademik untuk turut melestarikan budaya serta memberikan edukasi mengenai warisan budaya yang dimiliki. Hal ini merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keterampilan dalam seni karawitan dan nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian warisan budaya berupa seni karawitan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Siapkan Sajian Pertunjukkan Terbaik, Tim Karawitan FMIPA UGM Tingkatkan Latihan Bersama

Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM tingkatkan latihan bersama dalam rangka mempersiapkan pentas pada acara Festival Karawitan pada bulan Juli 2024. Latihan yang pada mulanya dilaksanakan 1 kali dalam seminggu menjadi 2 kali dalam seminggu. Pelaksanaan latihan dilakukan di Ruang Karawitan Lantai 7 Gedung FMIPA UGM.

Dalam latihan juga dilakukan evaluasi untuk memperbaiki kualitas permainan yang ada.

“Secara keseluruhan temponya masih terlalu cepat. Masih bisa dipelankan lagi biar sindhen (penyanyi wanita) tidak terlalu mengejar lagunya, Kemudian, tabuhan alat-alat balungan masih terlalu keras dan dominan saat vokal berjalan,” papar Parjilan selaku anggota Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM saat evaluasi latihan.

Lagu yang dimainkan untuk pertunjukkan terdiri atas lancaran mesem, ladrang pangkur, dan srepeg mataram. Agar memudahkan para pemain mengevaluasi secara mandiri, dilakukan perekaman permainan untuk kemudian disimak ketika pulang dari latihan.

Dalam meningkatkan latihan karawitan terdapat berbagai tantangan yang dilalui terutama dalam menunggu kehadiran lengkap tim karena kesibukan dan jadwal masing-masing.

“Kesulitan kalau anggota kurang lengkap ketika latihan sehingga koordinasi pola permainan gending cukup sulit. Tetapi, saat ini masih bisa dilakukan dengan baik. FMIPA akan menampilkan 3 gendhing (lagu) yaitu Lancaran Mesem, Ladrang Pangkur, Playon Mataraman,” papar Viga selaku anggota Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM

Latihan bersama dari Tim Laras Sains di FMIPA UGM menjadi wadah bagi para sivitas akademik untuk turut mempelajari dan melestarikan budaya serta memberikan edukasi mengenai warisan budaya yang dimiliki. Hal ini merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keterampilan dalam seni karawitan dan nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian warisan budaya berupa seni karawitan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Siap Kirim Mahasiswa Studi ke Taiwan, FMIPA UGM Gelar Kelas Budaya Taiwan bersama Tamkang University

FMIPA UGM menggelar kelas budaya melalui program Culture Exchange Seminar bersama dengan Departemen of Education and Future Design, Tamkang University pada Kamis, 18 Juli 2024 yang bertujuan mengenalkan mahasiswa FMIPA mengenai kultur kehidupan di Taiwan. Acara ini digelar di Ruang Auditorium FMIPA UGM dengan narasumber Profesor Chiu beserta tim mahasiswanya dari Tamkang University. Kegiatan seminar dihadiri oleh 16 mahasiswa yang berasal dari Tamkang University dan lebih dari 60 mahasiswa dari FMIPA UGM yang akan berangkat studi ke Taiwan. Acara dibuka dengan pengenalan dari departemen yang diampu oleh Profesor Chiu beserta diskusi mengenai kompetensi yang perlu dikuasai oleh mahasiswa.

“Ada 10 kompetensi yang harus dikuasai mahasiswa, 3 di antaranya yaitu manajemen diri, kolaborasi, dan penguasaan teknologi,” papar Professor Chiu yang merupakan seorang dosen Tamkang University.

Kemudian, presentasi mengenai kultur kehidupan di Taiwan dilanjutkan oleh mahasiswa dari Tamkang University yang memantik peserta seminar dengan sebuah gambar kartu.

“Ada yang bisa menebak ini kartu apa?” tanya mahasiswa Tamkang University.

Sesaat kemudian, salah 1 mahasiswa FMIPA mengangkat tangan dan menjawab bahwa kartu tersebut adalah kartu transportasi umum.

“Kita bisa pakai EasyCard ini di seluruh Taiwan untuk MRT, bus, dan kereta. Tidak hanya untuk menggunakan kendaraan publik tetapi juga untuk melakukan pembayaran,” papar mahasiswa Tamkang University.

Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi berkelompok. Informasi yang didapatkan dari seminar ini antara lain jenis makanan dan minuman, tempat hiburan, akses transportasi, akses tempat makan atau minuman, acara besar dan festival, komposisi penduduk dan kepercayaan, kurs mata uang, dan alat pembayaran di Taiwan. Beberapa mahasiswa menanyakan perihal lokasi yang dapat digunakan seperti lokasi untuk mengerjakan tugas dan lokasi untuk memancing.

Diskusi berjalan lancar dengan banyaknya pertanyaan yang diberikan oleh mahasiswa FMIPA UGM. Dalam hal ini, Prof. Roto, selaku Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan, turut menyampaikan pesan dan dukungan sekaligus menutup acara seminar.

“Kita mendukung ya untuk mempersiapkan mahasiswa FMIPA UGM berangkat ke Taiwan agar bisa beradaptasi di sana dan studinya bisa lancar,” papar Prof. Roto.

Kegiatan Culture Exchange Seminar bersama dengan Departemen of Education and Future Design, Tamkang University merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keanekaragaman budaya dan pendidikan untuk keberlanjutnya, nomor 11 yaitu Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan melalui adaptasi mahasiswa FMIPA yang akan tinggal di Taiwan, dan nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui peningkatan kapasitas mahasiswa dan kemitraan antara FMIPA UGM dengan Tamkang University.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More
Translate