Robot Pengecat Tembok Luar Gedung Bertingkat Karya Mahasiswa UGM
Mahasiswa UGM mengembangkan robot pengecat tembok luar gedung bertingkat. Inovasi di bidang teknologi ini mempermudah proses pengecatan gedung bertingkat.
Mereka adalah Arifandhi Nur M (FMIPA), Habib Astari A (FMIPA), Pa’at Wahyu K S (SV), Imroatul Mufidah (FK), dan Istria Rimba S (FT). Pengembangan robot lahir melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC) di bawah bimbingan Andi Dharmawan S.Si., M.Cs.
“Robot ini bisa menggantikan kinerja manusia dan penggunaanya diharapkan bisa meminimalkan angka kecelakaan kerja,” terang Arifandhi Nur M selaku ketua tim, Jumat (16/6) di UGM.
Data BPJS Ketenagakerjaan mencatat hingga November 2016 terjadi 101.367 kasus kecelakaan kerja. Sementara sebanyak 2.382 orang meninggal akibat kecelakaan tersebut.
Arifandhi menjelaskan prototipe robot pengecat gedung bertingkat dibuat menggunakan arduino dan single board computer untuk mengontrol pergerakannya. Robot ini dapat mengecat bidang datar dengan luas permukaan sesuai keinginan operator.
“Alat pengecat yang digunakan berbentuk semprot dengan tiang yang memiliki dua derajat kebebasan yaitu X dan Y sebagai sumbu gerakan,”ujarnya.
Cara pengoperasian robot ini cukup mudah. Operator cukup menginput luasan bidang pengecatan dan warna cat. Setelah itu, sensor kamera akan menangkap gambar tembok yang akan dicat. Apabila ditemukan tembok dalam keadaan belum dicat maka semprotan akan bergerak menyemprot bagian tersebut. Ketika proses pengecatan usai, robot akan melakukan scanning untuk mengecek kualitas hasil pengecatan.
“Robot bisa mengecat tembok dengan luasan maksimal 2×2 meter,”jelasnya.
Dengan menggunakan robot ini, Arifandhi menuturkan operator dapat mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk proses pengecatan tembok dengan akurat. Sebab, kecepatan penyemprotan saat proses pengecatan dapat diatur sesuai keinginan. Selain itu, proses pengecatan dapat dilakukan secara terus-menerus dan konstan.
“ Harapannya robot dapat diimplementasikan secara nyata dan dengan penggunaannya angka kecelakaan kerja khususnya bidang konstruksi dapat ditekan,”pungkasnya.(Humas UGM/Ika)