Search
Search
Search

Juli 12, 2024

Kisah Inspiratif Ratih Lestari Sarjana Doktor Pemilik IPK 4 dengan Studi Tercepat

Memilih Kimia sebagai jalur pendidikan tak pernah terbayangkan oleh Ratih Lestari. Kini, dirinya sedang menjalani program Postdoctoral di Universitas Gadjah Mada. Berawal dari terpesona dengan kemampuan mengajar yang menarik dari guru di Pondok Pesantren tempat Ratih menimba ilmu, dirinya memutuskan untuk menjatuhkan hatinya di jurusan Kimia pada program S1.

“Setelah lulus S1 saya bertekad untuk menjadi dosen,” terang Ratih Lestari yang biasa disapa Ratih dalam wawancara daring, Jumat (5/7).

Dengan tekad dan kesungguhan Ratih dalam menggapai keinginannya, S1 dirinya mulai mengulik informasi terkait beasiswa setelah lulus dari studi. Saat itu, Ratih mendapat informasi terkait Beasiswa PMDSU. Beasiswa tersebut ditujukan bagi sarjana unggul untuk melakukan percepatan pendidikan dari studi S2 menuju jenjang S3 serta menjadi lulusan doktor pada usia muda dalam waktu empat tahun.

“Saya memutuskan untuk mendaftar beasiswa tersebut dan ternyata lolos sehingga saya melanjutkan studi S2 di UGM. Setelah menjalani studi S2 selama satu tahun, alhamdulillah IPK S2 saya juga mencukupi untuk melanjutkan ke jenjang S3,” ujar Ratih Lestari.

Ratih menjadi sarjana dengan IPK 4 berturut-turut pada saat berada di studi S1 dengan prestasi sebagai mahasiswa berprestasi tingkat Fakultas MIPA UII tahun 2017. Saat menjalani S2 hingga S3 dirinya berhasil mendapatkan IPK 4 dengan studi tercepat pada wisuda periode III bulan April 2023/2024 dengan mengangkat tesis berupa Sintesis Nanopartikel Ekstrak Kulit Kakao untuk Aplikasi Antibakteri Klebsiella Pneumonia. Penelitian ini didasari dengan keterkaitan tesis yang diteliti Ratih saat studi S1 hingga S3 yaitu pembuatan nanomaterial dari bahan limbah.

Saat studi S3, Ratih mendapatkan kesempatan mengikuti program exchange untuk melakukan penelitian di Hokkaido University selama 4 bulan melalui program PKPI. Pada kesempatan emas itu, Ratih melanjutkan penelitian dan berkesempatan mengoperasikan instrumen yang tidak ada di UGM seperti XPS dan inVia Raman Microscope. Selain itu, ia juga mendapatkan relasi yang tidak biasa dari program exchange tersebut, serta berkesempatan mempelajari budaya dan mengetahui dunia luar.

Selama Ratih menjadi mahasiswa, ia selalu menerapkan kebiasaan untuk membuat jadwal harian yang akan dilakukan dengan cara ditulis agar tertata. Ia juga selalu menjaga konsistensi pada setiap agenda yang sudah dibuat untuk segera dilaksanakan. Dengan penerapan manajemen waktu yang baik, ia mengidentifikasi waktu-waktu produktif untuk fokus belajar. Tidak pernah bolos kuliah dan selalu mencatat penjelasan dosen serta mempersiapkan ujian minimal 2 minggu sebelum jadwal ujian ditetapkan juga menjadi tips dari Ratih untuk meraih IPK 4 setiap semesternya. Kisah inspiratif Ratih Lestari merupakan bukti pengimplementasian Fakultas MIPA dalam mendukung mahasiswanya untuk mendapatkan pendidikan berkualitas dengan memberikan fasilitas serta dukungan untuk pendidikan yang berkelanjutan seperti nilai pada SDGs poin 4 yaitu Pendidikan Berkualitas.

Penulis: Ratih cintia sari
Foto: Ratih Lestari
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Kisah Inspiratif Ratih Lestari Sarjana Doktor Pemilik IPK 4 dengan Studi Tercepat

Memilih Kimia sebagai jalur pendidikan tak pernah terbayangkan oleh Ratih Lestari. Kini, dirinya sedang menjalani program Postdoctoral di Universitas Gadjah Mada. Berawal dari terpesona dengan kemampuan mengajar yang menarik dari guru di Pondok Pesantren tempat Ratih menimba ilmu, dirinya memutuskan untuk menjatuhkan hatinya di jurusan Kimia pada program S1.

“Setelah lulus S1 saya bertekad untuk menjadi dosen,” terang Ratih Lestari yang biasa disapa Ratih dalam wawancara daring, Jumat (5/7).

Dengan tekad dan kesungguhan Ratih dalam menggapai keinginannya, S1 dirinya mulai mengulik informasi terkait beasiswa setelah lulus dari studi. Saat itu, Ratih mendapat informasi terkait Beasiswa PMDSU. Beasiswa tersebut ditujukan bagi sarjana unggul untuk melakukan percepatan pendidikan dari studi S2 menuju jenjang S3 serta menjadi lulusan doktor pada usia muda dalam waktu empat tahun.

“Saya memutuskan untuk mendaftar beasiswa tersebut dan ternyata lolos sehingga saya melanjutkan studi S2 di UGM. Setelah menjalani studi S2 selama satu tahun, alhamdulillah IPK S2 saya juga mencukupi untuk melanjutkan ke jenjang S3,” ujar Ratih Lestari.

Ratih menjadi sarjana dengan IPK 4 berturut-turut pada saat berada di studi S1 dengan prestasi sebagai mahasiswa berprestasi tingkat Fakultas MIPA UII tahun 2017. Saat menjalani S2 hingga S3 dirinya berhasil mendapatkan IPK 4 dengan studi tercepat pada wisuda periode III bulan April 2023/2024 dengan mengangkat tesis berupa Sintesis Nanopartikel Ekstrak Kulit Kakao untuk Aplikasi Antibakteri Klebsiella Pneumonia. Penelitian ini didasari dengan keterkaitan tesis yang diteliti Ratih saat studi S1 hingga S3 yaitu pembuatan nanomaterial dari bahan limbah.

Saat studi S3, Ratih mendapatkan kesempatan mengikuti program exchange untuk melakukan penelitian di Hokkaido University selama 4 bulan melalui program PKPI. Pada kesempatan emas itu, Ratih melanjutkan penelitian dan berkesempatan mengoperasikan instrumen yang tidak ada di UGM seperti XPS dan inVia Raman Microscope. Selain itu, ia juga mendapatkan relasi yang tidak biasa dari program exchange tersebut, serta berkesempatan mempelajari budaya dan mengetahui dunia luar.

Selama Ratih menjadi mahasiswa, ia selalu menerapkan kebiasaan untuk membuat jadwal harian yang akan dilakukan dengan cara ditulis agar tertata. Ia juga selalu menjaga konsistensi pada setiap agenda yang sudah dibuat untuk segera dilaksanakan. Dengan penerapan manajemen waktu yang baik, ia mengidentifikasi waktu-waktu produktif untuk fokus belajar. Tidak pernah bolos kuliah dan selalu mencatat penjelasan dosen serta mempersiapkan ujian minimal 2 minggu sebelum jadwal ujian ditetapkan juga menjadi tips dari Ratih untuk meraih IPK 4 setiap semesternya. Kisah inspiratif Ratih Lestari merupakan bukti pengimplementasian Fakultas MIPA dalam mendukung mahasiswanya untuk mendapatkan pendidikan berkualitas dengan memberikan fasilitas serta dukungan untuk pendidikan yang berkelanjutan seperti nilai pada SDGs poin 4 yaitu Pendidikan Berkualitas.

Penulis: Ratih cintia sari
Foto: Ratih Lestari
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More
Translate