Search
Search
Search

Juli 19, 2017

Rasayana, Robot Terbang UGM Penakluk Langit Turki

Rasa panik menyelimuti tim Gamaforce UGM tatkala mengetahui salah satu komponen utama penyusun pesawat tanpa awak yang dirakit mengalami kerusakan yang tergolong berat. Padahal, dalam 48 jam kedepan pesawat tersebut harus segera berlaga dalam ajang Unamenned Aerial Vehicle (UAV) 2017 di Turkish Aircraft Industries Corporation (TUSAS) di Kahramankazan, Ankara, Turki.

Pesawat tanpa awak rakitan mahasiswa UGM yang diberi nama Rasayana saat itu akan bertanding dalam kompetisi pesawat tanpa awak internasional pada 13-16 Juli 2017. Rasayana berhasil lolos ke babak final setelah sebelumnya bersaing dengan 400 tim lain sehingga menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia untuk beradu dengan 96 robot terbang tangguh lainnya di Turki.

“Sampai Turki tanggal 11, saat tiba di hotel dan bongkar muatan, baru kita tahu kalau odroid mini PC rusak saat perjalanan dalam pesawat ke Turki. Padahal, harus bertanding 2 hari berikutnya,” kata Ketua tim Gamaforce, Rifyal Garda Prabowo, kepada wartawan, Kamis (20/7) di Gedung Pusat UGM.

Ipal, sapaan akrab Rifyal Garda, mengungkapkan timnya berjuang keras dan memutar otak untuk mencari solusi persoalan tersebut. Bahkan, mengorbankan waktu tidak tidur agar pesawat ini bisa berhasil terbang dalam perlombaan. Sungguh situasi yang sangat menguras pikiran dan tenaga. Namun, perjuangan tersebut tidak sia-sia, akhirnya kerusakan bisa teratasi.

Hasil tidak pernah mengkhianati usaha. Pepatah tersebut tepat menggambarkan perjuangan yang dilakukan tim Gamaforce. Setelah melalui serangkaian proses yang panjang dan menemui berbagai rintangan, akhirnya Rasayana sukses menaklukan langit Turki. Pesawat ini dinobatkan sebagai juara tiga dalam kompetisi bergengsi ini.

“Menegangkan saat final perebutan juara 3. Ketika menerbangkan pesawat kami mengumandangkan lagu Indonesia Raya dan Hymne Gadjah Mada sebagai pemacu semangat meraih keberhasilan,” ujarnya.

Tim Gamaforce terdiri dari 9 mahasiswa yang berasal dari Fakultas Teknik dan FMIPA. Mereka adalah Umar Fadhil Ramadhjan, Ahmad Izudin, M. Syahrul Ramadhan R.W., Ardi Puspa Kartika, Rifyal Garda P., Riarsari Meirani U., Anindityo Agung B., Riswandha Latu D., serta Faricha Hidayati. Dibimbing oleh Dr. Gesang Nugroho, S.T., M.T., dan Aufaclav Zatu Kusuma Frisky, S.Si., M.Sc.

Ipal menyebutkan Rasayana memiliki spesifikasi panjang 1,2 meter, bentang sayap 2 meter dan bobot 3 kg. Dibuat dari material komposit sehingga kokoh dan kuat saat terbang. Meskipun kala itu berlomba dalam kondisi angin kencang, pesawat ini dapat terbang menyelesaikan misi.

“Saat itu angin cukup kencang dengan kecepatan 13 knots,”ungkapnya.

Pesawat ini juga memiliki keunggulan mampu terbang rendah dengan kecepatan rendah. Terbang dalam ketinggian 40 meter dan kecepatan 12 meter/detik dalam waktu 7-10 menit menyelesaikan misi. Pada kontes itu, pesawat tanpa awak ini dituntut dapat terbang rendah sekaligus dengan kecepatan rendah menbaca citra dalam suatu matrik di arena perlombaan.

“Sebenarnya pesawat ini mampu terbang hingga 100 kilometer dan kuat terbang selama 100 menit. Hanya saja di kompetisi ini pesawat harus terbang rendah dengan kecepatan rendah agar bisa membaca warna dari matrik di bawahnya,” urainya.

Dosen pembimbing tim Gamaforce, Dr. Gesang Nugroho, S.T., M.T., menuturkan prestasi yang diraih membuktikan bahwa UGM memiliki kemampuan yang sejajar dengan negara-negara maju lainnya. Teknologi yang dikembangkan mampu bersaing dengan negara lainnya.

Dia berharap kedepan pemerintah memberikan dukungan dalam pengembangan pesawat ini. Dengan begitu, pesawat tanpa awak ini dapat segera diaplikasikan untuk pemetaan dan foto udara serta monitoring suatu kawasan. (Humas UGM/Ika; foto:Firsto)

sumber

Read More

UGM Juara 3 Kompetisi Pesawat Tanpa Awak Internasional di Turki

Pesawat tanpa awak UGM sukses berlaga dalam ajang Unamenned Aerial Vehicle (UAV) Turkey Competition  2017 yang diselenggaarakan di Turkish Aircraft Industries Corporation (TUSAS) Kahramankazan, Ankara, Turki. Pesawat rakitan tim Gamaforce UGM berhasil menyabet juara tiga dalam kompetisi pesawat tanpa awak tersebut.

Kompetisi yang diadakan pada 13-16 Juli tersebut merupakan kontes pesawat tanpa awak yang diikuti oleh tim-tim tangguh dari berbagai negara di dunia. Setidaknya ada 400 tim yang mengikuti kompetisi ini dari berbagai penjuru dunia. Tim Gamaforce merupakan satu-satunya tim dari Indonesia yang sukses melenggang hingga tahap akhir dan berkesempatan menunjukkan keandalan pesawat rakitannya secara langsung di Turki berkompetisi dengan 96 tim lainnya.

Pesawat tanpa awak buatan tim Gamaforce UGM ini diberi nama Rasayana. Dalam kontes ini, Rasayana bertanding dalam kategori fixed wing.

“Alhamdulillah setelah perjuangan panjang kami bisa mempersembahkan juara 3 dalam kontes robot internasional ini. Bangga bisa mengharumkan UGM dan Indonesia di kancah internasional,” tutur Ketua umum Tim Gamaforce UGM, Rifyal Garda, saat dihubungi, Selasa (18/7) baru saja mendarat di Jakarta.

Pesawat Rasayana memiliki kemampuan jelajah yang luas hingga 100 kilometer dan mempunyai kekuatan terbang sampai 10 menit di udara. Terbang dengan kendali jarak jauh menggunakan remot kontrol. Dilengkapi pula dengan GPS dan mampu memberikan citra dari suatu matrik warna.

Dosen pembimbing Gamaforce, Dr. Gesang Nugroho, mengatakan bahwa prestasi yang diperoleh tim Gamaforce UGM tidaklah datang dengan sendirinya. Capaian ini berhasil diraih dengan perjuangan, kerja keras, dan dukungan dari berbagai pihak.

“Terima kasih atas dukungan dan doa untuk tim Gamaforce UGM. Terus berkarya, jayalah UGM, jayalah Indonesia,” tuturnya. (Humas UGM/Ika)

sumber

Read More

Pesawat Tanpa Awak Ciptaan UGM Juara 3 Kejuaraan Internasional di Turki

Yogyakarta – Pesawat tanpa awak rakitan tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada (UGM) meraih juara 3 di Unamenned Aerial Vehicle (UAV) Turkey Competition 2017. Kompetisi ini berlangsung di Turki pada 13-16 Juli 2017.

“Alhamdulillah setelah perjuangan panjang kami bisa mempersembahkan juara 3 dalam kontes internasional ini. Bangga bisa mengharumnkan UGM dan Indonesia di kancah internasional,” tutur Ketua umum Tim Gamaforce UGM, Rifyal Garda dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Selala (18/7/2017).

Setidaknya ada 400 tim yang mengikuti kompetisi ini dari berbagai penjuru dunia. Tim Gamaforce merupakan satu-satunya tim dari Indonesia yang berhasil melenggang hingga tahap akhir yang berkesempatan menunjukkan kehandalan pesawat rakitannya secara langsung di Turki berkompetisi dengan 96 tim lainnya.

Pesawat tanpa awak buatan tim Gamaforce UGM ini diberi nama Rasayana. Dalam kontes ini, Rasayana bertanding dalam kategori fixed wing.

Pesawat Rasayana memiliki kemampuan jelajah yang luas hingga 100 kilometer dan mempunyai kekuatan terbang sampai 10 menit di udara. Terbang dengan kendali jarak jauh menggunakan remot kontrol. Dilengkapi pula dengan GPS dan mampu memberikan citra dari suatu matrik warna.

Dosen pembimbing Gamaforce Dr Gesang Nugroho mengatakan prestasi yang diperoleh tim Gamaforce UGM tidaklah datang dengan sendirinya. Capaian ini berhasil diraih dengan perjuangan, kerja keras, dan dukungan dari berbagai pihak.

“Terima kasih atas dukungan dan doa untuk tim Gamaforce UGM. Terus berkarya, jayalah UGM, jayalah Indonesia,” tutup Gesang.

sumber

Read More

Rasayana, Robot Terbang UGM Penakluk Langit Turki

Rasa panik menyelimuti tim Gamaforce UGM tatkala mengetahui salah satu komponen utama penyusun pesawat tanpa awak yang dirakit mengalami kerusakan yang tergolong berat. Padahal, dalam 48 jam kedepan pesawat tersebut harus segera berlaga dalam ajang Unamenned Aerial Vehicle (UAV) 2017 di Turkish Aircraft Industries Corporation (TUSAS) di Kahramankazan, Ankara, Turki.

Pesawat tanpa awak rakitan mahasiswa UGM yang diberi nama Rasayana saat itu akan bertanding dalam kompetisi pesawat tanpa awak internasional pada 13-16 Juli 2017. Rasayana berhasil lolos ke babak final setelah sebelumnya bersaing dengan 400 tim lain sehingga menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia untuk beradu dengan 96 robot terbang tangguh lainnya di Turki.

“Sampai Turki tanggal 11, saat tiba di hotel dan bongkar muatan, baru kita tahu kalau odroid mini PC rusak saat perjalanan dalam pesawat ke Turki. Padahal, harus bertanding 2 hari berikutnya,” kata Ketua tim Gamaforce, Rifyal Garda Prabowo, kepada wartawan, Kamis (20/7) di Gedung Pusat UGM.

Ipal, sapaan akrab Rifyal Garda, mengungkapkan timnya berjuang keras dan memutar otak untuk mencari solusi persoalan tersebut. Bahkan, mengorbankan waktu tidak tidur agar pesawat ini bisa berhasil terbang dalam perlombaan. Sungguh situasi yang sangat menguras pikiran dan tenaga. Namun, perjuangan tersebut tidak sia-sia, akhirnya kerusakan bisa teratasi.

Hasil tidak pernah mengkhianati usaha. Pepatah tersebut tepat menggambarkan perjuangan yang dilakukan tim Gamaforce. Setelah melalui serangkaian proses yang panjang dan menemui berbagai rintangan, akhirnya Rasayana sukses menaklukan langit Turki. Pesawat ini dinobatkan sebagai juara tiga dalam kompetisi bergengsi ini.

“Menegangkan saat final perebutan juara 3. Ketika menerbangkan pesawat kami mengumandangkan lagu Indonesia Raya dan Hymne Gadjah Mada sebagai pemacu semangat meraih keberhasilan,” ujarnya.

Tim Gamaforce terdiri dari 9 mahasiswa yang berasal dari Fakultas Teknik dan FMIPA. Mereka adalah Umar Fadhil Ramadhjan, Ahmad Izudin, M. Syahrul Ramadhan R.W., Ardi Puspa Kartika, Rifyal Garda P., Riarsari Meirani U., Anindityo Agung B., Riswandha Latu D., serta Faricha Hidayati. Dibimbing oleh Dr. Gesang Nugroho, S.T., M.T., dan Aufaclav Zatu Kusuma Frisky, S.Si., M.Sc.

Ipal menyebutkan Rasayana memiliki spesifikasi panjang 1,2 meter, bentang sayap 2 meter dan bobot 3 kg. Dibuat dari material komposit sehingga kokoh dan kuat saat terbang. Meskipun kala itu berlomba dalam kondisi angin kencang, pesawat ini dapat terbang menyelesaikan misi.

“Saat itu angin cukup kencang dengan kecepatan 13 knots,”ungkapnya.

Pesawat ini juga memiliki keunggulan mampu terbang rendah dengan kecepatan rendah. Terbang dalam ketinggian 40 meter dan kecepatan 12 meter/detik dalam waktu 7-10 menit menyelesaikan misi. Pada kontes itu, pesawat tanpa awak ini dituntut dapat terbang rendah sekaligus dengan kecepatan rendah menbaca citra dalam suatu matrik di arena perlombaan.

“Sebenarnya pesawat ini mampu terbang hingga 100 kilometer dan kuat terbang selama 100 menit. Hanya saja di kompetisi ini pesawat harus terbang rendah dengan kecepatan rendah agar bisa membaca warna dari matrik di bawahnya,” urainya.

Dosen pembimbing tim Gamaforce, Dr. Gesang Nugroho, S.T., M.T., menuturkan prestasi yang diraih membuktikan bahwa UGM memiliki kemampuan yang sejajar dengan negara-negara maju lainnya. Teknologi yang dikembangkan mampu bersaing dengan negara lainnya.

Dia berharap kedepan pemerintah memberikan dukungan dalam pengembangan pesawat ini. Dengan begitu, pesawat tanpa awak ini dapat segera diaplikasikan untuk pemetaan dan foto udara serta monitoring suatu kawasan. (Humas UGM/Ika; foto:Firsto)

sumber

Read More

UGM Juara 3 Kompetisi Pesawat Tanpa Awak Internasional di Turki

Pesawat tanpa awak UGM sukses berlaga dalam ajang Unamenned Aerial Vehicle (UAV) Turkey Competition  2017 yang diselenggaarakan di Turkish Aircraft Industries Corporation (TUSAS) Kahramankazan, Ankara, Turki. Pesawat rakitan tim Gamaforce UGM berhasil menyabet juara tiga dalam kompetisi pesawat tanpa awak tersebut.

Kompetisi yang diadakan pada 13-16 Juli tersebut merupakan kontes pesawat tanpa awak yang diikuti oleh tim-tim tangguh dari berbagai negara di dunia. Setidaknya ada 400 tim yang mengikuti kompetisi ini dari berbagai penjuru dunia. Tim Gamaforce merupakan satu-satunya tim dari Indonesia yang sukses melenggang hingga tahap akhir dan berkesempatan menunjukkan keandalan pesawat rakitannya secara langsung di Turki berkompetisi dengan 96 tim lainnya.

Pesawat tanpa awak buatan tim Gamaforce UGM ini diberi nama Rasayana. Dalam kontes ini, Rasayana bertanding dalam kategori fixed wing.

“Alhamdulillah setelah perjuangan panjang kami bisa mempersembahkan juara 3 dalam kontes robot internasional ini. Bangga bisa mengharumkan UGM dan Indonesia di kancah internasional,” tutur Ketua umum Tim Gamaforce UGM, Rifyal Garda, saat dihubungi, Selasa (18/7) baru saja mendarat di Jakarta.

Pesawat Rasayana memiliki kemampuan jelajah yang luas hingga 100 kilometer dan mempunyai kekuatan terbang sampai 10 menit di udara. Terbang dengan kendali jarak jauh menggunakan remot kontrol. Dilengkapi pula dengan GPS dan mampu memberikan citra dari suatu matrik warna.

Dosen pembimbing Gamaforce, Dr. Gesang Nugroho, mengatakan bahwa prestasi yang diperoleh tim Gamaforce UGM tidaklah datang dengan sendirinya. Capaian ini berhasil diraih dengan perjuangan, kerja keras, dan dukungan dari berbagai pihak.

“Terima kasih atas dukungan dan doa untuk tim Gamaforce UGM. Terus berkarya, jayalah UGM, jayalah Indonesia,” tuturnya. (Humas UGM/Ika)

sumber

Read More

Pesawat Tanpa Awak Ciptaan UGM Juara 3 Kejuaraan Internasional di Turki

Yogyakarta – Pesawat tanpa awak rakitan tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada (UGM) meraih juara 3 di Unamenned Aerial Vehicle (UAV) Turkey Competition 2017. Kompetisi ini berlangsung di Turki pada 13-16 Juli 2017.

“Alhamdulillah setelah perjuangan panjang kami bisa mempersembahkan juara 3 dalam kontes internasional ini. Bangga bisa mengharumnkan UGM dan Indonesia di kancah internasional,” tutur Ketua umum Tim Gamaforce UGM, Rifyal Garda dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Selala (18/7/2017).

Setidaknya ada 400 tim yang mengikuti kompetisi ini dari berbagai penjuru dunia. Tim Gamaforce merupakan satu-satunya tim dari Indonesia yang berhasil melenggang hingga tahap akhir yang berkesempatan menunjukkan kehandalan pesawat rakitannya secara langsung di Turki berkompetisi dengan 96 tim lainnya.

Pesawat tanpa awak buatan tim Gamaforce UGM ini diberi nama Rasayana. Dalam kontes ini, Rasayana bertanding dalam kategori fixed wing.

Pesawat Rasayana memiliki kemampuan jelajah yang luas hingga 100 kilometer dan mempunyai kekuatan terbang sampai 10 menit di udara. Terbang dengan kendali jarak jauh menggunakan remot kontrol. Dilengkapi pula dengan GPS dan mampu memberikan citra dari suatu matrik warna.

Dosen pembimbing Gamaforce Dr Gesang Nugroho mengatakan prestasi yang diperoleh tim Gamaforce UGM tidaklah datang dengan sendirinya. Capaian ini berhasil diraih dengan perjuangan, kerja keras, dan dukungan dari berbagai pihak.

“Terima kasih atas dukungan dan doa untuk tim Gamaforce UGM. Terus berkarya, jayalah UGM, jayalah Indonesia,” tutup Gesang.

sumber

Read More
Translate